Elwani menambahkan, tidak ada kesulitan dalam mendidik anak-anak berkebutuhan khusus. Sejak tahun lalu, anak berkebutuhan khusus dipecah sesuai jenjang pendidikan. SD menjadi SLBN 1, SMP menjadi SLBN 2, dan SMA menjadi SLBN 3.
Salah satu siswa, Kemal Pasha, juara di bidang IT Provinsi Kalteng tahun 2018. Sementara Nining mengikuti pertukaran pelajar difabel di Jakarta.
Melalui anak-anak dengan kebutuhan khusus dari SLBN 3 Sampit inilah Kalimantan Tengah pernah menorehkan prestasinya di urutan kedelapan, dengan membawa produk unggulan yang berhubungan dengan kearifan lokal.
”Kami punya produk unggulan lampu hias sekaligus aroma terapi, yang terbuat dari sisik ikan jelawat dan aroma terapinya dari lendir jelawat,” ujarnya. (rm-96/yit)