• Senin, 22 Desember 2025

Sugianto Sabran Pamer Kelebihan Kalteng

Photo Author
- Selasa, 7 Mei 2019 | 21:18 WIB

Dia juga menjamin sudah ada lokasi di Sulbar yang tidak memerlukan pembebasan lahan alias gratis. Juga tidak perlu merusak alam. Bahan-bahan untuk pembangunan infrastruktur juga telah tersedia, dalam hal ini bukit-bukit kapur yang selama ini menjadi bahan baku semen. Tidak perlu mendatangkan bahan dari luar daerah.

Sulbar juga unggul dalam hal dampak sosial. Sebab, jumlah penduduknya tergolong minim. hanya 1,5 juta di enam kabupaten. Sulbar juga tidak berbatasan dengan negara manapun sehingga relatif aman dari ancaman kedaulatan negara.

Sekdaprov Sulbar Muhammad Idris meyakinkan wilayahnya relatif aman dari potensi bencana alam. ’’Kami hanya ada gempa, dan skalanya itu sangat kecil,’’ terangnya. Itu karena posisi Sulbar memang berada di dekat jalur sesar Palukoro yang melintasi Sulawesi tengah.

Senada, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor menjelaskan bahwa wilayahnya juga berada di tengah Indonesia. Namun, dia mengunggulkan usia tanah dan batuannya yang tergolong tua, hingga 250 juta tahun.

’’Maka musibah ataupun bencana gempa boleh dikatakan nihil,’’ terangnya. Kalsel juga berada di antara ALKI I dan II. Pesisirnya layak untuk dibangunkan pelabuhan berskala internasional. Karena kedalaman lautnya memenuhi syarat untuk dilewati kapal-kapal besar.

Kalsel, lanjut Sahbirin, juga memiliki pegunungan meratus yang memiliki banyak kawasan resapan air. Itu bisa menjadi jaminan sumber air bagi ibu kota baru. Dataran di Kalsel juga bukan berupa rawa, sehingga relatif aman. ’’Bapak ibu mau bangun gedung setinggi apapun Insya Allah dari unsur tanahnya sangat mendukung sekali,’’ tambahnya.

Sahbirin menyampaikan konsep ibu kota, di mana istana kepresidenan berlatar belakang pegunungan meratus. Kemudian, di depannya, pandangan dari Istana begitu luas. Apalagi, infrastruktur dasar khususnya berupa jalan nasional juga telah tersedia. Termasuk trase jalan bebas hambattan dan dan rencana pembangunan jalur KA.

Gubernur Kalteng  Sugianto Sabran tak ingin kalah memamerkan kelebihan provinsi yang dipimpinnya. Pihaknya menyiapkan tiga kota sebagai alternatif lokasi ibu kota baru. masing-masing Palangkaraya seluas 66 ribu hektare, Katingan seluas 120 ribu hektare, dan Kabupaten Gunung Mas seluas 121 ribu hektare. ’’Kami siapkan antara 300-500 ribu hektare,’’ tuturnya.

Meskipun kebutuhan lahan hanya 40 ribu hektare, namun penyiapan lahan yang luas itu untuk mengantisipasi pembangunan dalam jangka panjang. Mengingat, pusat pemerintahan juga akan memancing kedatangan orang-orang baru. Dengan luas lahan yang besar, maka tidak perlu khawatir kepadatan seperti Jakarta bisa terjadi.

Kalteng juga dialiri oleh 11 sungai besar yang menjamin ketersediaan air baku. ’’Ada ratusan sungai kecil yang kami siapkan untuk ibu kota ini,’’ lanjutnya. Dari sisi topografi, Kalteng tergolong dataran rendah yang makin ke utara makin tinggi. Topografi Palangka Raya dan Gunung Mas bisa diibaratkan Jakarta dengan Bandung di Jawa.

Sementara, Kabid Prasarana Wilayah Bappeda Kaltim Yusliando tidak banyak menjelaskan keunggulan daerahnya. Kaltim hanya menyiapkan empat kawasan untuk dijadikan ibu kota. Memanjang dari selatan ke utara. ’’Mulai Penajam Paser Utara, Balikpapan, Samarinda, hingga Kutai Kartanegara,’’ terangnya.

Itu sesuai dengan visi Indonesia sebagai negara matritim. Kemudian, sejak awal aksesibilitas dari dan menuju Kaltim juga mudah, karena ada bandara Sepinggan di Balikpapan. Kaltim juga relatif bebas dari bencana gempa sebagaimana wilayah Kalimantan lainnya. dengan 70 persen lahan berupa hutan, maka sebagian besar lahan di Kaltim dimiliki negara sehingga memudahkan untuk mencari lahan tanpa biaya tinggi.

Dikonfirmasi terpisah, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan, Sulbar masih masuk area ring of fire. ’’Kalimantan yang paling safe,’’ terangnya saat ditemui di kompleks istana kepresidenan kemarin. Itu berdasarkan paparan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.

Mengenai pembangunan infrastruktur, Basuki memastikan tidak ada masalah. Dengan teknologi yang ada saat ini, pihaknya bisa menyesuaikan pembangunan infrastruktur dengan topografi wilayah manapun. Terbukti, pihaknya juga bisa membuat jalan di atas lahan gambut Kalimantan.

Secara keseluruhan, eksekusi pembangunan infrastruktur ibu kota baru membutuhkan waktu lima tahun. Perencanaan juga sudah ada. ’’Begitu diputuskan, detail desainnya kami ajukan,’’ lanjut Basuki. Pihaknya sudah menyiapkan desain ibu kota baru, tinggal pemerintah memutuskan mana daerah yang akan menjadi ibu kota dan kapan dimulainya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: sastro-Sastro Radar Sampit

Tags

Rekomendasi

Terkini

X