• Senin, 22 Desember 2025

Pertumbuhan Ekonomi Meningkat, Pendapatan, Perkebunan, dan Pertanian Naik Drastis

Photo Author
- Kamis, 23 Mei 2019 | 15:30 WIB

Sugianto Sabran dan Habib Said Ismail sudah tiga tahun memimpin Kalimantan Tengah (Kalteng) sebagai gubernur dan wakil gubernur. Banyak capaian yang patut diacungi jempol di saat keduanya menjalankan amanah. Salah satunya pendapatan daerah yang naik signifikan.

===

Realisasi Pendapatan Kalteng juga meningkat drastis selama kepemimpinan Sugianto-Habib Ismail. Data Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), menunjukkan selama tiga tahun terjadi peningkatan di berbagai sektor pendapatan.

Dari sisi pendapatan daerah, peningkatan cukup signifikan dalan tiga tahun terakhir. Pendapatan Daerah pada 2016 mampu mencapai Rp 3,548 triliun dari target Rp 3,427 triliun,  kemudian pada 2017 teralisasi Rp 4,098 triliun dari target Rp 4,046 triliun, dan pada 2018 mencapai Rp 4,682 triliun dari target Rp 4,414 triliun.

”Begitu juga dengan pendapatan asli daerah (PAD) Kalteng dalam tiga tahun terakhir selalu dinaikkan targetnya, namun begitu pemerintah mampu merealisasikan melebihi target,” kata Kepala Bapenda Kalteng Kaspinoor.

Di sektor lain, khususnya perekonomian dalam artian luas juga memperlihatkan peningkatan sangat tajam, terutama di bidang perkebunan. Data dari Dinas Perkebunan Kalteng memperlihatkan pengembangan berbagai produk pertanian mengalami peningkatan.

Di berbagai bidang, pemerintah melakukan berbagai terobosan dan program agar pertumbuhan ekonomi dalam artian luas ini terus mengalami peningkatan. Program yang bersumber, baik dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) terus dijalankan tiap tahun.

Sawit dan karet merupakan komoditas utama sektor perkebunan di Kalteng yang ditopang perusahaan besar swasta dan negara. Selanjutnya diharapkan menjadi contoh bagi masyarakat untuk melakukan budidaya komoditas perkebunan secara baik menurut kaidah-kaidah good agriculture practices (GAP).

”Pabrik pengolahan hasil kelapa sawit terus mengalami peningkatan. Hal tersebut bisa menjadi salah satu faktor pendorong bagi masyarakat perkebunan di Kalteng dalam meningkatkan taraf hidupnya,” kata Kepala Dinas Perkebunan Kalteng Rawing Rambang.

Sejak 2017, melalui rekomendasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kalteng dijadikan Pilot Project Kebijakan Satu Peta (KPS) di bidang perkebunan. Kalteng diakui memiliki data yang cukup untuk membuat peta kesesuaian lahan komoditas kelapa sawit, kopi, kakao, dan karet.

Pengembangan komoditas kakao di Kalteng terilhat mengalami peningkatan, khususnya dari sisi luas tanam. Pada 2015, luas tanaman kakao hanya 50 haktare dan hanya berada di Kabupaten Barito Utara. Namun, pada 2019 ini luas tanam komoditas ini sudah mencapai sekitar 963 haktere, yang tersebar di sejumlah kabupaten.

”Sektor perkebunan ini luas, makanya harus ada pengembagan lain yang mengarah kepada peningkatan perekonomian masyarakat,” ucap Rawing.

Demikian juga dengan komoditas kopi, yang pada 2016 hanya 54 haktare di dua kabupaten, yakni Barito Utara dan Seruyan. Tahun ini sudah mencapai 778 hektare, tersebar di sekitar sepuluh kabupaten dan kota.

”Dua komoditas ini dipacu, karena memang menjadi alternatif lain untuk meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat,” ucapnya.

Lalu, bagaimana dengan produksi pertanian dan peternakan? Berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP), pemerintah telah melakukan berbagai upaya pengembangan produk pertanian yang dikenal dengan istilah upaya khusus (upsus), mulai dari upsus padi jagung kedele (pajale), upsus bawang merah dan cabai (babe), dan upsus sapi indukan wajib bunting (siwab).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: sastro-Sastro Radar Sampit

Tags

Rekomendasi

Terkini

X