Sri yang semula duduk akhirnya berdiri. Tampak kepanikan di wajahnya. ”Makin gak karuan gini rasanya,” ujarnya.
Sampai sekitar pukul 06.45 WIB, mobil travel yang membawa Sri dari Kasongan terlihat. Sri dan pemuda yang bersamanya langsung bergegas mendatangi mobil tersebut. Setelah mendapat tiket, Sri merapikan barang bawaannya dan segera melakukan check in untuk segera memasuki kapal.
Sekitar pukul 07.45, masih ada penumpang yang baru menaiki kapal. Kebanyakan penumpang yang terlambat datang adalah menggunakan jasa porter. ”Kalau pakai jasa porter, penumpang bisa naik belakangan, tidak berdesak-desakan. Kami duluan yang naik. Setelah barang dan aman, penumpang kami jemput,” ujar porter dengan nomer punggung 90 itu.
Saat akan keluar dari terminal, masih ada dua penumpang yang terlambat. Akhirnya dia harus gigit jari. Sebab, kapal yang akan mereka tumpangi telah bertolak sejak pukul 08.05 WIB.
”Pantas saya datang sudah sepi, ternyata sudah berangkat,” kata Slamet Riyadi (40).
Slamet mengaku menginap tidak jauh dari pelabuhan. Namun, dia mengira kapal akan berangkat sekitar pukul 12.00 WIB. ”Terus gimana ini?” kata Slamet yang mengaku membeli tiket seharga Rp 390. Slamet segera mendatangi kantor operator pelayaran untuk mempertanyakan nasibnya bersama satu rekannya yang tidak dapat berangkat hari itu. (***/ign)