Penyebaran virus corona menimbulkan kekhawatiran khususnya di kalangan bisnis perhotelan. Pasalnya, hotel di Sampit kerap menerima tamu dari luar negeri. Mereka mengharapkan kedatangan turis dari Cina yang masuk Kotim harus diperketat.
”Ini kan isu nasional bahkan internasional. Di mana-mana heboh ya, tetapi kok kayaknya di Sampit sendiri adem ayem ya? Apalagi Sampit masuk sebagai salah satu daerah dengan tingkat kewaspadaan tinggi. Ini tentu mengkhawatirkan,” kata General Manager Aquarius Boutique Hotel (ABHS) Bayu Andi Bawono.
Menurutnya, Pemkab Kotim harus proaktif dengan memberikan edukasi dan sosialisasi mengenai virus corona. Terlebih terhadap dunia usaha yang sangat berpotensi berhubungan langsung dengan turis asing, salah satunya perhotelan.
”Ini yang dikhawatirkan. Kalau seandainya terjadi, langkah dan antisipasinya bagaimana? Lapor ke siapa dan layanan hotline-nya ada atau tidak agar masyarakat tidak khawatir,” ujarnya.
Andi menuturkan, apabila tidak segera dilakukan pencegahan, bukan tidak mungkin penyebaran virus terjadi di Kotim. ”Yang kami khawatirkan bukan hanya tingkat hunian, tetapi kami khawatir dan peduli penyakit itu dan ini berdampak ke kami. Baik staf ataupun tamu lainnya. Menurut pengalaman saya, kasus penyakit seperti ini bahaya,” ujarnya.
Lebih lanjut Andi mengatakan, pembawa virus yang masuk ke Sampit lewat bandara dan pelabuhan mungkin bisa terdeteksi. Namun, akan sulit mendeteksi yang masuk lewat darat.
”Bagaimana kalau daerah yang tidak termasuk daftar Kemenkes, apakah dapat menjamin daerah tersebut aman? Bisa saja ternyata ada orang yang terinfeksi lewat Palangka Raya ke ke Sampit melalui darat, apakah bisa terdeteksi?” ujarnya.
Menurutnya, setiap daerah bisa saja berpotensi rawan penyebaran virus corona, sehingga pemerintah daerah sebaiknya tidak hanya memperketat pengawasan di pintu masuk bandara dan pelabuhan, tetapi juga darat.
”Kami khawatir ada seseorang yang terinfeksi kebetulan dari Cina lewat Palangka Raya, kemudian melanjutkan lewat jalur darat ke Sampit,” katanya.
Andi mengharapkan Pemkab Kotim memperketat pengawasan terhadap turis yang datang dari Cina ke Indonesia dan melanjutkan perjalanan ke Sampit dengan melakukan deteksi dini. ”Hal itu penting untuk mengantisipasi penyebaran virus corona,” tandasnya.
Belum Dilarang
Sementara itu, kekhawatiran mengenai penyebaran 2019 novel conoravirus (2019-nCoV) dirasakan banyak pihak. Adanya penyambutan 174 wisatawan dari Kumning, Tiongkok, di Sumatera Barat mendapat berbagai reaksi di media sosial. Di sisi lain, pemerintah belum ambil sikap mengenai pelarangan warga negara Tiongkok datang ke Tanah Air.
Kemarin (26/1) peyambutan 174 wisatawan asal Kumning dilakukan oleh pemerintah daerah Sumatera Barat. Penyambutan ini dilakukan lantaran rombongan tersebut merupakan penerbangan carter pertama dari Kumning. Di sisi lain, menurut data yang dimiliki Kemenkes, ada 27 penerbangan langsung dari Tiongkok yang menuju Indonesia. Ada juga tiga penerbangan transit dari Tiongkok.
Sabtu lalu (25/1) tujuh orang dari Changsha, Hunan, mengalami demam. Begitu sampai Bandara Samratulangi, Sulawesi Utara, semuanya diperiksa di atas pesawat. Menurut Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro penerbangan JT-2742 sudah dipersiapkan dengan baik.