• Senin, 22 Desember 2025

Pantai Ujung Pandaran Terancam "Hilang", Abrasi Kian Parah

Photo Author
- Jumat, 22 Mei 2020 | 11:39 WIB
KIAN PARAH: Abrasi pantai sudah mencapai anak tangga rumah betang di Pantai Ujung Pandaran. Jalan aspal di sekitar pantai juga sudah sirna diterjang ombak.(IST/RADAR SAMPIT)
KIAN PARAH: Abrasi pantai sudah mencapai anak tangga rumah betang di Pantai Ujung Pandaran. Jalan aspal di sekitar pantai juga sudah sirna diterjang ombak.(IST/RADAR SAMPIT)

SAMPITPantai Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), kian tergerus. Jika tak segera ditangani, abrasi akan semakin parah.  Sejumlah fasilitas wisata milik Pemkab Kotawaringin Timur terancam rusak.

”Saat ini kondisi bibir pantai sudah terkikis derasnya ombak air laut. Sebagian pesisir pantai sudah tenggelam dan sudah sampai mengenai tangga huma betang,” ucap Camat Teluk Sampit Juliansyah, Rabu (20/5).

Juliansyah mengatakan, pemerintah pusat melalui Provinsi Kalteng  telah membangun breakwater (pemecah ombak) sepanjang 125 meter dengan anggaran sekitar Rp 8 miliar. Dana tersebut bersumber dari APBN dan pekerjaan sudah rampung tahun lalu.

”Tahun lalu memang ada pembangunan untuk menanggulangi abrasi dari sumber APBN yang ditangani oleh provinsi. Ada sekitar 125 meter dari gerbang masuk tetapi belum sampai ke huma betang,” ujarnya.

”Anggaran itu sekitar Rp 8 miliar. Tetapi, saya tidak tahu persis angka dan panjang pembangunananya karena itu proyek provinsi dan saya masih belum menjabat sebagai camat,” tambahnya.

Selain itu, pemerintah juga sudah mengambil langkah dengan meletakkan ribuan karung pasir untuk menahan gelombang air laut. Namun, kondisinya saat ini sudah hancur.

”Karung pasir sudah hancur dan kemungkinan masih ada yang tersisa beberapa karung saja. Kalau hanya karung pasir tidak akan kuat bertahan lama menahan derasnya ombak laut,” ujarnya.

Kendati demikian, hingga saat ini belum ada warga yang terdampak abrasi. Hal tersebut dikarenakan, beberapa tahun lalu puluhan warga yang bermukim di pesisir pantai sudah direlokasi.

”Beberapa tahun lalu pemerintah sudah membangunkan rumah relokasi untuk 88 unit rumah. Tetapi, ada sekitar 21 KK yang masih belum mau pindah dan tetap di tempatnya semula,” ujarnya.

Dalam beberapa hari yang lalu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kotim bersama Inspektorat melakukan penelusuran ke Pantai Ujung Pandaran.

”Senin lalu ada pegawai dari disbudapar dan inspektorat melakukan penelurusan melihat kondisi Pantai Ujung Pandaran,” ujarnya.

Juliasnyah berharap, pembangunan dapat dilanjutkan hingga sepanjang Pantai Ujung Pandaran. Paling tidak, sampai betang dan bangunan kubah atau tempat makam ulama Syekh Abu Hamid bin Syekh Haji Muhammad As’ad Al Banjary.

”Harapan kami pembangunan bisa dilanjutkan sampai sepanjang Pantai Ujung Pandaran dan paling tidak selamatkan dulu bangunan betang dan kubah dan makam yang menjadi salah satu destinasi wisata di Kotim,” ujarnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Perikanan Kotim Heriyanto mengatakan, pemerintah berencana membangunan sabuk pantai sepanjang 3.500 meter. Namun, pembangunan baru diselesaikan sepanjang 1.200 meter dengan anggaran APBN sebanyak Rp 5,7 miliar yang diselesaikan di tahun 2017 lalu. Masih ada sekitar 1.300 meter lagi pembangunan sabuk pantai yang belum dikerjakan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

X