SAMPIT – Pandemi Coronavirus Disease atau Covid-19 yang terjadi di Indonesia sejak Maret lalu membuat bisnis perhotelan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kelimpungan. Para pengusaha berusaha bangkit setelah pemerintah menerapkan new normal mulai 6 Juni.
Seperti diketahui, sejak pemerintah mengumumkan adanya dua warga negara Indonesia yang positif Covid-19 pada 2 Maret, perekonomian semakin terpuruk. Berselang 18 hari setelah itu, Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) menyampaikan kabar adanya dua warga Palangka Raya, Provinsi Kalteng, terpapar Covid-19 pada Jumat 20 Maret.
Kondisi ini semakin parah dan penyebaran virus semakin tak terkendali. Kasus korona terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) pada Minggu 5 April. Ketika itu, Bupati Kotim Supian Hadi mengumumkan tiga warga Kotim yang terindikasi positif Covid-19.
Sejak saat itu, berbagai upaya pemerintah daerah untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19 semakin gencar. Kebijakan baru terus bermunculan, mulai dari keputusan libur sekolah yang terus diperpanjang, ASN dianjurkan bekerja dari rumah, warga dianjurkan beribadah di rumah, imbauan penggunaan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, bahkan hampir seluruh kegiatan pemerintah yang mengumpulkan banyak masa terpaksa dibatalkan.
Tak hanya itu, pusat perbelanjaan sempat ditutup dan kemudian dibuka dengan pembatasan, destinasi wisata ditutup hingga kini, pasar dadakan ditiadakan, larangan penumpang melakukan perjalanan menggunakan transportasi umum juga sempat ditutup selama satu bulan lebih.
Banyaknya kebijakan pemerintah tersebut membuat sektor pariwisata dan perhotelan terkena imbasnya. Ratusan karyawan hotel terpaksa dirumahkan dan pelayanan hotel ditutup.
”Karyawan saya ada 140-an dan hampir 90 persen sampai dengan saat ini masih dirumahkan,” kata Bayu Andi Bawono, General Manager Aquarius Boutique Hotel Sampit (ABHS).
Kondisi perekonomian yang semakin sulit dan menurunnya kunjungan hotel membuatnya terpaksa menutup layanan hotel selama berbulan-bulan.
”Sudah sejak 1 April pelayanan hotel ditutup. Rencananya akan kembali operasional pada awal Juli,” ujar Bayu.
Meski kondisi perekonomian masyarakat semakin sulit, dirinya tetap berusaha bangkit. Dia juga berharap era new normal yang diterapkan saat ini dapat memperbaiki kondisi perekonomian kembali normal.
”Tidak ada niat untuk menutup total. Kita optimis akan tetap jalan. Karena investasi hotel sangat mahal, kalau hanya untuk ditutup tanpa adanya kegiatan kan sayang sekali,” ujarnya.
Dirinya mengaku sejak masa pandemi Covid-19, efisiensi biaya operasional terus dilakukan. Bulan depan, Aquarius berencana buka secara bertahap sambil evaluasi penetrasi pasar dan mengacu pada aturan pemerintah.
Hal senada juga diungkapkan General Manager Hotel Vivo Sampit Magrey Fano. Selama masa pandemi kunjungan hotel mengalami penurunan drastis.
”Kunjungan hotel turun drastis hingga mencapai 90 persen. Saat ini kamar yang terisi di kisaran 8-12 kamar saja,” kata Magery Fano.