SAMPIT – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akhirnya mengumumkan rekomendasi bakal calon yang dijagokan dalam Pilkada Kotim, yakni Halikinnor-Irawati. Penunjukkan itu praktis membuat Halikinnor harus mengundurkan diri dari jabatan dan profesinya sebagai aparatur sipil negara (ASN) yang telah melambungkan karirnya.
Kepada Radar Sampit, Halikinnor mengaku siap dengan konsekuensi harus mengundurkan diri sebagai Sekda Kotim maupun ASN. ”Saya mendaftar dalam penjaringan bakal calon bupati, berarti saya memang sudah siap dengan konsekuensi itu," kata Halikinnor, Selasa (11/8).
Halikinnor merupakan salah satu putra daerah terbaik yang dimiliki Kotim. Pria yang terkenal ramah dan akrab dengan awak media itu merintis karir di birokrat mulai dari staf kecamatan hingga menduduki posisi puncak birokrasi di Bumi Habaring Hurung.
Halikinoor pernah menjabat sebagai Camat Kotabesi, MB Ketapang, sampai akhirnya berlabuh ke Asisten II Setda Kotim yang membidangi urusan perekonomian, sumber daya alam. Selama menjabat Asisten II, Halikin membuat sejumlah gebrakan. Bahkan, pernah mengungkap perusahaan perkebunan ilegal. Dia juga membentuk forum CSR sebagai wadah koordinasi pelaku usaha mengenai tanggung jawab sosial perusahaan di Kotim.
Halikinnor berharap dengan diusung PDIP bisa jadi awal untuk menjawab tanda tanya publik selama ini. ”Saya siap mengabdi dan memberikan yang terbaik untuk Kotim ke depannya,” tegasnya.
Kesiapan yang sama disampaikan Irawati. Dia siap menanggalkan jabatannya sebagai anggota DPRD Kalteng. Adik kandung Bupati Kotim Supian Hadi ini dikenal sebagai kader militan di PDIP. Bersama Halikinnor, Irawati mengaku siap melanjutkan pembangunan dan estafet kepemimpinan Supian Hadi-Taufiq Mukri.
Mengenai posisinya sebagai wakil, Irawati mengungkapkan, dirinya sebenarnya ada peluang untuk mengajukan diri sebagai calon nomor satu karena kader murni PDIP. Namun, menurutnya, yang lebih pantas menjadi pemimpin atau imam adalah laki-laki. Selagi masih ada laki-laki yang memenuhi syarat dan layak, perempuan cukup mendampingi.
“Imam itu adalah laki-laki, bukan perempuan. Begitupun saya yang memilih mendampingi Pak Halikin,” katanya.
Kendati demikian, Irawati menegaskan, dirinya tetap termasuk orang yang menginginkan kaum perempuan tampil dan maju di segala bidang. "Saya termasuk orang yang ingin perempuan diberikan kesempatan. Tetapi, tentunya bukan berarti perempuan harus memaksakan diri," jelasnya.
Terpisah, pentolan PDIP Kotim, Supian Hadi menuturkan, sebagai kader dari PDIP, praktis dirinya akan memenangkan Halikinnor-Irawati yang akan menggunakan akronim HARATI itu. Bersama partai, Supian menyatakan akan berjuang maksimal memenangkan pilkada tahun ini.
Secara pribadi, Supian menambahkan, paham betul karakter Halikinnor. Karena itu, masyarakat tak perlu meragukan keberpihakan Halikinnor untuk masyarakat Kotim. Bahkan, dalam setiap pertemuan, Halikinnor selalu menjadikan kepentingan masyarakat sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan.
Halikinnor, lanjut Supian, merupakan sosok pejabat yang rendah hati dan punya kepedulian yang tinggi. Tidak memandang status sosial hingga latar belakang suku, agama, dan lainnya.
”Pada prinsipnya, siapa pun calon yang diusung PDIP, saya selaku kader partai tentu harus mendukung. Saya yakin, calon yang dipilih partai pasti sudah melalui banyak pertimbangan,” tandas pria yang pernah cukup lama menjabat Ketua DPC PDI Perjuangan ini
Ketua DPC PDIP Kotim Ahmad Yani mengatakan, keputusan partai yang mengusung Halikinnor-Irawati wajib dijalankan seluruh pengurus dan kader PDIP. Keputusan tersebut telah melalui pertimbangan panjang oleh DPP PDIP.