• Senin, 22 Desember 2025

Asyiknya Pembeli Bisa Panen Sayuran Sendiri

Photo Author
- Senin, 18 Januari 2021 | 10:08 WIB
BISA PANEN SENDIRI: Ibu-ibu sedang swafoto dengan latar belakang sayuran segar di stan Petani Hidroponik Sampit dalam acara Bazar UMKM Jelawat di Jalan Ahmad Yani Sampit, Sabtu (16/1). Acara ini diselenggarakan oleh Disperdagin Kotim dengan melibatkan berbagai asosiasi UMKM, diantaranya API-UMKM, Akumandiri, dan Gemawira.  (HERU/RADAR SAMPIT)
BISA PANEN SENDIRI: Ibu-ibu sedang swafoto dengan latar belakang sayuran segar di stan Petani Hidroponik Sampit dalam acara Bazar UMKM Jelawat di Jalan Ahmad Yani Sampit, Sabtu (16/1). Acara ini diselenggarakan oleh Disperdagin Kotim dengan melibatkan berbagai asosiasi UMKM, diantaranya API-UMKM, Akumandiri, dan Gemawira. (HERU/RADAR SAMPIT)

SAMPIT - Sayuran segar berderet di pipa instalasi hidroponik yang ditata secara vertikal. Ada pakcoy, samhong, selada, bayam brasil, kale, seledri, lainnya. Stan milik Petani Hidroponik Sampit (PHS) ini menjadi spot favorit untuk swafoto para pengunjung Bazar UMKM Jelawat di Pasar Rakyat Mentaya, Jalan Ahmad Yani Sampit, Sabtu (16/1) sore.

Selain menjadi spot foto, produk sayuran segar juga menjadi incaran para kaum Hawa. Mereka tertarik membeli sayur di stan PHS karena produknya sangat segar dan dalam keadaan hidup. Jadi, konsumen bisa memetik langsung dari instalasi hidroponik.

Ada juga makanan olahan dari sayur segar, seperti aneka jus sayur buatan Mentaya Ponik, burger sayur dari Galery MM, dan keripik bayam brazil karya Pakde Ponik.

Petani Hidroponik Sampit sudah beberapa kali mengikuti bazar.  Namun, bazar kali ini lebih ramai dari biasanya karena digelar bersama dengan 40 pegiat UMKM. Acara yang dibuka oleh Pelaksana Tugas Sekda Kotim Suparmadi didampingi Plt Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian H Zulhaidir ini menjadi ajang promosi bagi PHS.

Petani Hidroponik Sampit baru berdiri pada 1 Agustus 2020 lalu. Anggotanya pun memiliki latar belakang berbeda-beda. Ada aparatur sipil negara (ASN), pegawai BUMN, pengusaha bengkel, transpotir, wartawan, polisi, direktur perusahaan swasta, hingga pengusaha. Perbedaan profesi tak menjadi hambatan untuk silaturahmi. Komunitas yang diinisiasi oleh Amirudin ini juga membuka peluang kerjasama antar-anggota.  

”Ada 45 anggota Petani Hidroponik Sampit, namun yang aktif berkomunikasi sesama anggota hanya belasan orang saja. Mungkin karena kesibukan masing-masing, karena memang punya pekerjaan utama selain berhidroponik,” kata Ketua PHS Heru Prayitno, Sabtu (16/1) sore.

Beberapa anggota PHS sering kumpul untuk sharing pengalaman. Banyak hal yang dibicarakan. Mulai dari kendala sistem hidroponik hingga membahas pengembangan usaha. Tempat kumpulnya pun tidak menentu, karena memang belum memilik markas tetap. Kadang di Kebun Mentaya Ponik, Mirsa 91, Hidroponik 88, atau di rumah pembina PHS Susilo Adi.  

Dari puluhan anggota yang tergabung dalam PHS, ada yang sekadar hobi, ada juga yang sudah mengembangkan untuk bisnis. Anggota yang mulai melangkah ke bisnis hidroponik memiliki lebih dari 2.000 ribu lubang tanam, seperti Susan, Pratama, Norcahyono, Teguh Priantoro, dan Hidroponik 88. 

Saat ini, kebun terbesar adalah milik Teguh. Dia membangun kebun Mentaya Ponik di Jalan Melon, Sampit. Ada lebih dari 7000 titik tanam yang dikelolanya. Teknik yang digunakan berupa rakit apung.

Teguh yang juga Sekretaris PHS ini juga berhasil membuka jalan pemasaran. Targetnya adalah Hypermart, Bintang Swalayan, dan warung-warung sembako yang tersebar di Kota Sampit.

Karena kebunnya belum bisa memenuhi permintaan pasar, Teguh menggandeng sesama anggota PHS. Bak gayung bersambut, anggota PHS dengan senang hati ikut memasok sayur segar membantu Mentaya Ponik memenuhi permintaan pasar. Kerjasama saling menguntungkan pun terjalin. Anggota yang masih bingung memasarkan sayur segar, kini ditampung oleh Mentaya Ponik.

Anggota PHS yang menjalin kerjasama dengan Mentaya Ponik diantaranya Hidroponik 88, Pratama, Norcahyono, Suryaningsih, Susilo Adi, Dedy, Hartis, dan lainnya.

”Saat ini yang jadi persoalan bukan bagaimana menjualnya, tapi bagaimana supaya stok sayur itu selalu ada. Permintaan pasar cukup banyak, kadang saya dan kawan-kawan kewalahan juga,” kata Teguh.

Pria yang sehari-hari bekerja di PT Pelindo III Sampit ini mengawali hobi hidroponik sejak tiga tahun lalu. Dia mulai menjadikan hidroponik sebagai lahan usaha sejak pertengahan 2020. Mengingat ada pekerjaan utama sebagai pegawai BUMN, Teguh harus pintar pintar membagi waktu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: sastro-Sastro Radar Sampit

Tags

Rekomendasi

Terkini

X