Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur (Kotim) Umar Kaderi mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap penularan penyakit pascabanjir. Terutama masyarakat yang berada di wilayah bencana banjir seperti yang terjadi saat ini di sejumlah desa di Kecamatan Cempaga Hulu.
“Penyakit yang rawan terjadi itu seperti penyakit kulit, gatal-gatal dan diare,” kata Umar. Umar mengatakan, penyakit gatal-gatal, kulit dan diare, memang beberapa penyakit yang rawan terjadi pasca banjir, sehingga dirinya meminta masyarakat untuk lebih waspada. Berdasarkan pantauan Dinkes Kotim, hingga saat ini belum ada laporan masalah kesehatan yang berarti dari wilayah terdampak banjir. “Tapi saya tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, meskipun sampai saat ini tidak ada laporan tersebut,” terangnya. Menurutnya, keluhan kesehatan masyarakat biasanya muncul satu atau dua pekan setelah banjir, kebanyakan kata Umar pada rentang waktu tersebut baru terdeteksi keluhan kesehatan yang dirasakan masyarakat pascabanjir.
Baca Juga: Terdakwa Korupsi Gedung BBPOM Banjarmasin Hanya Dituntut Ringan, Kok Bisa?
“Biasanya dampaknya itu satu atau dua minggu pasca banjir baru kelihatan penyakit apa yang dominan, tapi kalau sehari, dua hari belum keliatan akan tetapi kita di lapangan selalu antisipasi,” sebutnya. Melihat dari kondisi kesehatan warga pasca banjir yang terjadi di Kotim sebelum-sebelumnya, tidak ada keluhan kesehatan yang signifikan. “Untuk daerah di Kotim itu tidak signifikan juga, karena banjir di Kotim biasanya dalam beberapa hari saja airnya sudah surut. Paling yang cukup berdampak itu terhadap pekerjaan mereka yang terhambat saat dilanda banjir. Namun secara umum untuk kesehatan Insha Allah tidak ada persoalan,” katanya. Terkait kesehatan masyarakat, Dinkes setempat menjamin ketersediaan obat untuk potensi penularan penyakit pasca bencana mencukupi, sebab pihaknya telah mengantisipasi berdasarkan analisasi dan antisipasi dalam pengadaannya. “Untuk ketersediaan obat insya Allah aman, tidak akan kekurangan. Kami sudah mengantisipasi sesuai dengan kasus apa saja yang terjadi, obat penyakit kulit kita sudah siap, diare juga,” ungkapnya.
Menurutnya puskesmas ataupun Dinkes biasanya sudah menyiapkan obat dalam setahun plus berapa persen tambahannya. Pengadaan obat dilakukan pada pertengahan tahun, sehingga apabila ada kekurangan obat pada anggaran perubahan bisa di anggarkan kembali. “Jadi tidak ada masalah terkait obat-obatan,” ucapnya.
Pihaknya juga telah menginstruksikan tenaga kesehatan di wilayah setempat untuk memantau kesehatan masyarakat, khususnya yang terdampak banjir. Masyarakat yang mengalami keluhan kesehatan diimbau untuk segera melapor kepada petugas, agar dapat segera dilakukan pemeriksaan kesehatan. “Tenaga kesehatan di puskesmas sudah biasa menghadapi hal-hal yang semacam itu, baik banjir bencana dan sebagainya, kita hanya tinggal menggerakkan, jadi kita harus siaga begitu ada bencana, baik itu banjir ataupun kebakaran langsung turun ke lapangan. Dan itu sudah menjadi SOP-nya pihak puskesmas untuk melaksanakan tugas,” katanya. (yn/ign)