Hujan deras disertai angin kencang dan petir, mengguyur Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng). Kondisi ini membuat warga yang tinggal di bantaran Sungai Arut, Kota Pangkalan Bun kalang kabut. Sebabnya, curah hujan yang tinggi dengan durasi waktu lama, air dengan cepat naik hingga masuk ke dalam rumah warga.
Cepatnya debit air meningkat membuat warga terdampak banjir tidak sempat mengeluarkan perabotan rumah tangganya, kasur dan lemari pakaian tidak sempat terselamatkan. Terpaksa warga semalaman tidur di tengah kepungan air yang terus meninggi memasuki rumah mereka. Sementara itu warga yang memiliki stok papan langsung membuat panggung di rumahnya. Suara palu bersahut-sahutan hingga tengah malam menjelang. Parahnya, di tengah kepanikan warga menghadapi banjir dadakan luapan Sungai Arut, diwarnai matinya aliran listrik PLN, kondisi tersebut membuat malam terasa mencekam.
Warga terpaksa menyalakan lilin dan lampu minyak untuk penerangan sementara sembari menunggu kondisi listrik menyala. Pagi harinya, meski debit air menurun namun tidak signifikan, karena ketinggian air masih di atas lantai rumah warga. Warga melanjutkan kegiatan mendirikan panggung dalam rumah karena pada siang hari langit di Kota Pangkalan Bun kembali mendung. Kekhawatiran warga terbukti, hujan deras kembali turun dan air kembali naik meski hanya beberapa centimeter tetapi cukup membuat warga khawatir. Warga RT 02, Kelurahan Raja Seberang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Gunawan mengatakan, ia tidak menyangka air begitu cepat naik saat hujan deras turun, pakaian dan kasur tidak sempat diselamatkan hingga basah.
“Sebelum hujan masih sekitar 1 centimeter di bawah rumah, tetapi ketika hujan turun tidak berselang lama air sudah naik ke rumah, tidak sempat lagi menaikan barang-barang,” ungkapnya. Lanjut dia, baru tadi pagi ia bersama ayahnya bahu membahu membuat panggung untuk menaikan barang, karena debit air sungai masih berpotensi naik mengingat cuaca tidak menentu.
Lurah Raja Seberang, Yaumil Bahsin mengungkapkan sementara ini berdasarkan pendataan yang dilakukan, diwilayahnya ada sebanyak 30 rumah lebih yang rumahnya sudah terendam air, dengan ketinggian bervariatif. “Untuk malam tadi aja 30 rumah yang terendam air, rata-rata air udah di atas lantai rumah warga, saat ini saya sedang membantu kondisi rumah warga, dan rencananya karena jalan poros menuju jalan Ahmad Shaleh sudah terendam kita mau perbaiki di jalan jembatan perbatasan RT 02 dan 03 yang saat ini menjadi jalur utama untuk keluar masuk kampung,” ungkapnya.
Lurah Baru, Ikhsan menyampaikan untuk di kelurahan baru, jumlah rumah yang terendam mencapai 50 rumah lebih, namun ia masih menunggu data dari masing-masing ketua lingkungan untuk melaporkan kondisi rumah di masing-masing wilayah. “Terparah di Tatas dan di RT 10 Gang Kerbau, tadi saya sudah mengecek ke lokasi-lokasi banjir,” pungkasnya. (tyo/fm)