Situasi penerbangan di Bandara Haji Asan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur kian lesu. Dua maskapai penerbangan NAM Air dan Wings Air sedang menjalani perawatan. Akibatnya, layanan penerbangan rute Sampit-Jakarta dan Sampit-Surabaya di Bandara Haji Asan Sampit tak beroperasi sementara waktu. ”Informasi yang kami terima, maskapai pesawat Wings Air saat ini masih maintenence, statusnya masih cancel penerbangan sejak beberapa hari lalu. Begitu juga, pesawat NAM Air juga melakukan perawatan dan baru kembali beroperasi pada 23 Juli 2024 mendatang,” kata Rody Kamislam, Plt Kepala Dinas Perhubungan Kotim.
Baca Juga: Sumber Air Bersih Mengalir ke IKN, Ternyata Diambil dari Intake Sungai Sepaku
Bandara Haji Asan Sampit sebelumnya melayani dua rute penerbangan Sampit-Surabaya dari Maskapai Wings Air dan rute penerbangan Sampit-Jakarta dari Maskapai NAM Air. Penghentian operasional menghambat rencana masyarakat yang ingin bepergian keluar kota atau sebaliknya. Warga Kotim terpaksa harus melewati penerbangan di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya dan Bandara Iskandar Pangkalan Bun sebagai dua bandara terdekat yang dapat ditempuh 4-5 jam lewat jalur darat dari Kota Sampit.
Baca Juga: Investasi di Kotim Bisa Terancam Bila Bandara H Asan Sampit Tak Segera Diselamatkan
”Pak Bupati sudah berupaya bersurat ke Wings Air untuk menyediakan pesawat lain dengan tipe sama agar dapat melayani masyarakat yang ingin menuju rute Sampit-Surabaya. Kami juga belum menerima informasi lebih lanjut sampai kapan masa maintenance,” katanya. Upaya yang sama juga dilakukan Dishub Kotim ke NAM Air agar pihak maskapai dapat menyediakan layanan rute Sampit-Surabaya. ”Dulu pesawat NAM Air pernah membuka rute Sampit-Surabaya, saya sudah komunikasikan hal ini dan akan mengatur janji temu untuk membahas ini. Mudah-mudahan NAM Air bisa menyediakan rute tambahan selain Sampit-Jakarta, tetapi juga melayani rute Sampit-Surabaya sebagai alternatif,” katanya. Upaya penjajakan juga akan ditempuh Pemkab Kotim dengan berkomunikasi ke Maskapai Citilink. “Kami juga akan melakukan penjajakan ke Citilink yang dulu maskapai ini juga pernah beroperasi di Bandara Haji Asan Sampit. Mudah-mudahan bisa memberikan layanan penerbangan rute Sampit-Surabaya,” ucapnya.
Terkait maintenance yang dilakukan dua maskapai tersebut, Rody memaklumi pihak maskapai untuk menghentikan sementara operasional pesawat yang sedang dalam proses maintenance. Pasalnya, hal itu sangat penting untuk menjamin keselamatan penumpang. ”Kami tidak memaksakan maskapai penerbangan untuk menghentikan sementara layanan penerbangan selama masa maintenance. Karena kalau sudah masa waktunya perawatan, pesawat harus diperiksa,” katanya.
“Kalau tidak dirawat, itu juga akan membahayakan penerbangan, jadi kami pun memaklumi hal itu. Namun, kami mengharapkan tetap ada pesawat pengganti agar layanan pada rute tersebut tersebut tetap dapat beroperasi,” tambahnya Lebih lanjut Rody mengatakan, masalah infrastruktur landasan pacu Bandara Haji Asan Sampit yang belum memadai menjadi masalah krusial yang dihadapi saat ini. Pasalnya, landasan pacu Bandara Haji Asan Sampit yang ada saat ini hanya dapat diakses oleh pesawat dengan type 737-500 atau type ATR 72-500.
”Informasi yang saya terima dari Kemenhub, pesawat dengan type 737-500 dan ATR itu sangat terbatas, jumlahnya hanya tersisa tiga unit. Sementara yang tersedia pasaran itu type pesawat 737-800 dan Air Bus 320 yang masalahnya pesawat dengan tipe ini tidak bisa mendarat di Bandara Haji Asan Sampit karena infrastruktur landasan pacu bandara belum memadai untuk pesawat besar,” katanya.
Menyikapi masalah ini, Pemkab Kotim masih berupaya mewujudkan pengembangan landasan pacu Bandara Haji Asan Sampit dengan melakukan upaya perluasan landasan pacu dari panjang semula 2.060 meter menjadi 2.260 meter dan pelebaran 30 meter menjadi 45 meter. Bupati Kotim Halikinnor juga telah beberapa kali menghadap Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan membahas hal tersebut. Terakhir, pada 10 Juni 2024 lalu, Bupati Kotim menandatangani kesepakatan dengan Dirjen Perhubungan terkait hibah tanah untuk perpanjangan runway dan dalam kesepakatan itu pengembangan bandara akan dilakukan bertahap selama 2024-2027. “Setelah melakukan pembebasan lahan untuk perpanjangan runway, Pemkab Kotim masih berupaya merelokasi gedung Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) karena posisinya sudah tidak strategis dan dapat menyebabkan kecelakaan apabila dilakukan manuver dari pesawat berukuran besar, sehingga rencana relokasi masih terus diupayakan,” ujar Rody Kamislam.
Terpisah, Kepala Bandara Haji Asan Sampit, Darinto mengatakan mengarahkan agar bertanya langsung ke pihak air lines. ”Coba tanya Airlines kalau dari bandara masih mengeluarkan slot timeline nya utuk Airlines,” jawabnya. Dikonfirmasi lebih lanjut, Station Manager Wings Air Sampit Nani membenarkan rute Sampit-Surabaya yang sementara ini tidak beroperasi. Namun, tak menjelaskan lebih lanjut sampai kapan layanan pada rute tersebut berhenti beroperasi.”Benar, untuk saat ini sementara Wings Air rute Sampit-surabaya tidak beroperasi,” jawab Nani singkat. (hgn/ign)