• Senin, 22 Desember 2025

TPA Kotim Hampir Penuh! Ini Langkah DLH dan DPRD untuk Atasi Krisis Sampah

Photo Author
- Senin, 11 November 2024 | 10:30 WIB
Depo sampah di Sampit yang dianggap sudah tak layak.
Depo sampah di Sampit yang dianggap sudah tak layak.

PROKAL.CO, Pengelolaan sampah di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) belum teratasi dengan baik.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotim Machmoer mengatakan, persoalan itu disebabkan belum adanya masterplan penanganan. Untuk menyelesaikan sampah juga memerlukan biaya sekitar Rp60,6 miliar.

 

Baca Juga: Pertahankan Lahan Transmigrasi dari Ekspansi Perusahaan Sawit, Mantan Kades di Kalteng Ini Dipenjara

Dana itu di antaranya untuk pembuatan rencana induk pengelolaan sampah di Kotim yang diperkirakan memerlukan biaya sebesar Rp500 juta.

”Kemudian, perlu adanya penanganan operasional TPA dengan sistem sanitary landfill atau control renville yang memerlukan biaya kurang lebih Rp34 miliar.

Serta adanya perubahan pola hidup masyarakat yang saat ini banyak menggunakan kemasan plastik,” katanya.

Selain itu, lanjutnya, kendala berikutnya, belum ada motivasi pemilihan sampah dari sumber dengan menerapkan metode 3R, yaitu reuse, reduce, dan recycle.

Baca Juga: Swasembada Pangan: Cetak Sawah Rakyat 500.000 Ha di Kalsel, Realistis atau Mustahil?

Kemudian, perlunya regulasi dan sanksi yang kuat dalam melaksanakan pengelolaan dan pengendalian sampah dengan biaya sebesar Rp500 juta.

”Upaya yang telah kami lakukan, yaitu sudah melakukan usulan dengan menyampaikan proposal koordinasi dan konsultasi, baik itu kepada DLH Kalteng, Dinas Kehutanan Kalteng, Dinas PUPR Kalteng, DPW Kalteng, bahkan sampai kepada kementerian PUPR, Kementerian Keuangan, serta Kemendagri, hingga mitra kerja DPR RI,” ungkapnya.

Menurut Machmoer, sarana dan prasarana yang diperlukan, di antaranya penambahan dua unit ekskavator senilai Rp5 miliar, penambahan 2 unit bulldozer senilai Rp6 miliar, satu unit loader Rp1 miliar, rehab berat jembatan timbang senilai Rp100 juta, penambahan dump truk 6 unit senilai Rp5 miliar.

”Selain itu, penambahan bak kontainer 10 unit senilai Rp1 miliar, pengadaan mesin gibrik lengkap 2 unit senilai Rp4 miliar, pengadaan incenerator 1 unit senilai Rp3 miliar, perubahan dokumen lingkungan senilai Rp500 juta, dan perlunya SDM operator serta mekanik alat berat sebanyak 7 orang,” ujar Machmoer.

Baca Juga: Nah Muncul Juga..!! Setelah Sebulan Menghilang, Paman Birin Langsung Pimpin Apel Pagi di Kantor Gubernur Kalsel

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

X