Lima belas personel pos ini harus bergantian ke Long Bawan setiap bulan. Untuk pemenuhan logistik. Beruntung mereka di jalur yang sepenuhnya bisa dilalui kendaraan bermotor. Beruntung lagi, dari antara semua pos pamtas di Krayan, Lembudud paling lancar dalam urusan komunikasi. Jaringan 4G, meskipun kembang kempis, melayani mereka. “Itu towernya,” ucap Danki Taufan menunjuk bukit. Hanya beberapa ratus meter dari pos yang juga di atas bukit itu.
Relatif tak banyak masalah di Pos Lembudud. Penerangan mengandalkan tenaga matahari dengan solar cell enam panel. Di bukit di belakang pos, ada bendungan. Yang dibangun pada April lalu. Dialirkan ke rumah-rumah warga, termasuk kamp prajurit. “Selain pengamanan, kami juga mengadakan kegiatan teritorial, seperti membantu membangun gereja dan dam,” sebut Ambi Irfan.
***
Tanjung Karya dan Lembudud adalah dua di antara enam pos di bawah koordinasi Danki Pamtas Yonif R 613/Rja Kapten Taufan HS. Yang lainnya di Long Midang, Krayan, Bahsiuk, dan Long Bawan. Pos Long Bawan semacam pusat koordinasinya. Dikenal dengan Pos Koki atau Kelompok Kompi. Dekat Koramil 0911-06/Kry.
Semua pos itu di wilayah Krayan. Mulai Krayan (sering disebut Krayan Induk), Krayan Barat, Krayan Timur, Krayan Tengah, dan Krayan Selatan. Hingga 11 Juli, para personelnya dalam penantian pulang. Digantikan tim anyar. Bahkan acara perpisahan sudah digelar akhir Juni lalu. Namun, helikopter penjemput tak kunjung tiba. Meski personel dari wilayah lain seperti Malinau sudah dipulangkan.
Pos Long Midang berjarak 2 kilometer dari patok perbatasan dengan Malaysia di wilayah Serawak. Ini pos gabungan yang posisinya di wilayah Indonesia. Dengan 20 personel TNI dan 10 dari Tentara Diraja Malaysia (TDM).
Kurang dari 10 menit dengan kendaraan bermotor dari Pos Long Midang, ada pos gabungan serupa. Tetapi di wilayah Malaysia. Namanya Pos Bakelalan. Di sana, personel TDM yang lebih banyak; 24. Sementara TNI sepuluh.
Pos Bakelalan dibangun di ngarai. Dikelilingi bukit. Konon sering diprotes petinggi TDM yang berkunjung. Dinilai tak strategis dan rawan. Lahirnya dua pos gabungan ini untuk mengikis intimidasi yang kerap terjadi kepada pelintas. Seperti yang dituturkan Taufan, sebelum ada pos gabungan, WNI yang melintas di Pos Bakelalan kerap dipersulit. “Ada yang KTP-nya digunting. Atau direndam di kolam,” sebut pria lulusan Akademi Militer 2011 itu.
Saat ini segala keperluan warga memang bersumber dari negara tetangga. Nyaris semuanya. Masuk tanpa dipungut bea cukai. Mestinya ilegal semuanya. Namun, ada kebijakan bahwa saat ini yang dilarang hanya minuman keras dan narkoba. Sampai nanti pos lintas batas negara (PLBN) berdiri. “Baru diberlakukan pemungutan bea cukai. Rencananya mulai tahun depan,” kata dia.
Pemasok narkoba dan minuman keras memang lawan yang tak mudah. Mereka disebut menguasai medan. Paham celah bukit dan hutan yang mengurung perbatasan. Pun mengenal titik-titik yang dijaga aparat.
Hutan lebat memberi tantangan tersendiri, terutama dalam urusan komunikasi. Telepon satelit pun kerap susah mendapat sinyal. “Pernah patroli di Long Midang hilang kontak selama empat hari,” kisah Taufan.
Enam pos di bawah koordinasi Taufan bertanggung jawab atas 2.276 patok sepanjang perbatasan Indonesia Malaysia. Pemantauan dilakukan bergantian. “Kami juga sweeping barang-barang ilegal,” ujar dia.
Patroli prajurit pernah menemukan pergeseran patok. Dua hingga tiga meter dari koordinat yang ditandai. Namun, disebut karena kondisi alam. “Kebanyakan karena tanahnya longsor,” sebut Taufan.
Prestasi menonjol pos di bawah komando Taufan adalah patroli blank pos area. Memantau kembali patok-patok yang ditancapkan pada 1977. Sekitar 42 tahun silam. Blank pos area ini adalah kawasan yang patok-patoknya tak ada yang bertanggung jawab secara rutin. Umumnya sulit terjangkau, jauh, memerlukan perbekalan dalam jumlah jumbo.
Tahun ini diutus tim untuk mengecek kembali kondisi patok-patok itu. Dipimpin Solo Atmanegara. Pria 27 tahun berpangkat letnan satu yang mengomandani Pos Long Midang. Misi khusus itu memerlukan waktu nyaris sebulan. Dari awal hingga akhir Februari 2019. Penyisiran dari Desa Papetung, di Krayan Timur, yang bisa ditempuh dengan mobil selama 1,5 jam dari Pos Long Midang.