Setelah mendengar pengakuan Maya, akhirnya orang-orang tersebut meninggalkan tempat pembuangan sampah. Anak perempuan yang sedari tadi bersembunyi di balik tumpukan sampah itu pun mulai memunculkan dirinya. Ia mendekati Maya dan ibunya untuk mengucapkan terima kasih.
“Terima kasih atas bantuan kalian. Bolehkah kita berkenalan?” tanyanya kepada Maya.
Keduanya pun saling berjabat tangan dan memperkenalkan diri masing-masing. Anak perempuan itu bernama Shally, ia mengenakan pakaian yang cukup bagus. Maya ingin bertanya kepadanya mengapa ia dikejar orang-orang tadi. Tetapi Shally tampak terburu-buru dan segera meninggalkan mereka berdua. Sebelum pergi, Shally sempat berbisik kepada Maya.
“Maya, jika kau ingin memiliki pakaian yang bagus, maka tunggulah aku besok di sini pukul tiga sore,” bisiknya. Maya yang mendengar hal itu pun merasa malu. Ia yakin bahwa pakaian yang ia kenakan sangatlah buruk, itulah sebabnya Shally mengatakan hal itu.
Keesokan harinya Maya menunggu Shally di tempat penampungan sampah. Ia memikirkan keputusannya ini semalaman dan memutuskan untuk mencoba apa yang Shally rencanakan. Hampir 15 menit ia menunggu, Shally pun datang dengan membawa tas ransel hitam di punggungnya.
“Halo Maya, apakah sudah lama menunggu?”
“Tidak terlalu lama.”