Dari pantauan Radar Banjarmasin, saat apel ada tiga pasukan yang diberi dana siap pakai. Yakni, TNI (Rp1,205 miliar), Polri (Rp205 juta) dan BPBD (Rp102 juta). "TNI dapat dana paling besar, karena personelnya juga paling banyak," beber Ujud.
Ditambahkannya, pengiriman ribuan personel dari pusat sendiri sebenarnya baru uji coba. Mereka ditugasi berbaur dengan masyarakat untuk mencegah karhutla, dengan cara mengimbau warga akan bahaya aktivitas membakar lahan. "Ujicoba untuk satu bulan ke depan. Kalau karhutla masih saja terjadi, berarti program ini dianggap tidak efektif dan personel akan ditarik," tambahnya.
Sementara itu, Direktur Penanganan BNPB Johny Sumbung menyampaikan bahwa Kalsel dan provinsi lain di Kalimantan menjadi prioritas BNPB dalam penanganan karhutla. Sehingga, sejumlah bantuan dikirim dari pusat. "Di Kalimantan ini kondisi geografisnya banyak ditemukan lahan rawan terbakar, untuk itu jadi prioritas," ujarnya.
Dia membenarkan, sudah ada tiga helikopter yang mereka kirim ke Kalsel. Guna, mengantisipasi karhutla. "Sambil kita lihat kebutuhannya. Kalau kurang akan ditambah, sesuai usulan Pemprov," bebernya.
Mengenai ribuan personel gabungan yang dikirim ke Kalsel, Johny menyampaikan jika saat ini semuanya telah disebar ke 100 desa rawan karhutla. "Tugas mereka mengimbau masyarakat agar tidak membakar lahan dan memberikan pengertian akan bahaya membakar lahan," pungkasnya. (ris/bin/ema)