Sanun Sunarwanto, salah satu sopir angkutan menjelaskan bahwa tuntutan pihaknya sederhana saja, supaya bisa bekerja kembali seperti sediakala.
“Jadi, memang ada tuntutan dari keluarga, apalagi dalam 10 hari ini kami tidak bekerja,” jelasnya.
Asosiasi sopir angkutan sepakat bahwa mereka tidak peduli dengan konflik antar perusahaan, hanya ingin bekerja menghidupi keluarga. Sementara jumlah sopir yang terdampak sebanyak 3.200 orang.
“Tolong masalah ini cepat diselesaikan. Kami yang tidak tahu apa-apa, malah yang paling dirugikan,” ucapnya. (dly)