Kepala Desa Tanjung Harapan Kecamatan Suhaid Sujarparman mengeluhkan banyaknya lanting alat tambang yang masuk ke wilayahnya.
"Sementara ini sudah ada ratusan unit alat tambang masuk, dari warga ada yang melaporkan alat-alat itu sudah standby dan akan beroperasi dalam waktu dekat," ujarnya. Menurut Sujarparman sudah ada pertemuan para pihak menyikapi aktivitas PETI. Hasilnya tidak boleh ada aktivitas penambangan sebelum mengantongi izin yang berlaku. "Tapi yang terjadi alat tambang masuk terus setiap malam dan semakin ramai," ucapnya. Sujarparman menegaskan bahwa dirinya selaku Kepala Desa dan sebagian besar masyarakat desanya menolak adanya aktivitas PETI di daerahnya.
Baca Juga: Jemaah Haji Asal Ketapang Dijadwalkan Akan Tiba Pada 14 Juli
Masyarakat kebanyakan nelayan dan mencari nafkah dari memancing, menebar pukat dan keramba. Bahkan para pembudidaya ikan dan aquarium memanfaatkan air sungai Batang Suhaid.
"Batang Suhaid ini adalah sumber kehidupan kami, termasuk untuk konsumsi, mencuci dan memasak," tuturnya. Ia juga mengatakan bahwa dirinya sudah menyurati pihak Polda Kalbar, terkait dengan menjamurnya alat pertambangan tersebut. Pasalnya dikhawatirkan aktifitas PETI akan merusak sumber kehidupan masyarakat yang bergantung pada sungai Batang Suhaid.
Sementara Kapolres Kapuas Hulu AKBP Hendrawan menyampaikan bahwa beberapa hari yang lalu pihaknya sudah melakukan penertiban PETI di Suhaid dan tidak ada kegiatan beroperasi namun alat-alat pertambangan tersebut masih ada.
"Hari ini Kapolsek dan Reskrim saya perintahkan untuk cek TKP, " pungkasnya. (fik)