Polres Bontang masih melakukan penyelidikan terhadap kasus meninggalnya Daus (narapidana di Lapas Kelas IIA Bontang).
Kapolres Bontang AKBP Alex Frestian Lumban Tobing melalui Kasat Reskrim AKP Hari Supranoto mengatakan saat ini telah memeriksa 10 saksi. “Ada dari pihak keluarga, rekan narapidana yang melihat langsung, dan lapas,” kata Hari.
Terkait dengan tenaga kesehatan, kepolisian akan memanggil di tahapan berikutnya. Utamanya menyangkut keterangan sebab meninggalnya korban. “Apakah mengacu hasil visum atau ada faktor lain,” ucapnya.
Selain itu, pihak polres juga akan melakukan pengambilan alat bukti berupa rekaman CCTV. Terutama di titik lokasi kejadian. Menurutnya, rekaman CCTV itu bisa menjadi bukti penunjang untuk membuat kejadian ini semakin terang.
“Nanti yang menjurus ke arah lebih terang pasti akan cari dan kumpulkan. Saat ini masih proses. Jelas kami sudah meminta keterangan semua saksi terkait kejadian yang sebenarnya,” tutur dia.
Apalagi pihak keluarga juga telah melaporkan kejadian ini ke Mapolres Bontang dengan dugaan penganiayaan.
Hari menjelaskan kepolisian hingga saat ini belum menetapkan tersangka. Termasuk belum menaikkan status menjadi penyidikan.
“Kami tidak mau gegabah, bekerja maksimal. Kalau sudah ada arah dan alat bukti yang ditemukan akan dinaikkan statusnya,” terangnya.
Sebelumnya, kematian seorang warga binaan Lapas Kelas IlA Bontang yang bernama Firdaus, meninggalkan sejumlah kejanggalan yang diungkap oleh pihak keluarga.
Dugaan kuat adanya kekerasan sebelum kematiannya muncul setelah ditemukan luka-luka pada tubuh almarhum. Kuasa hukum keluarga almarhum, Bahtiar, mengungkapkan bahwa keluarga baru menerima kabar duka pada Senin (10/3) sekitar pukul 10.00 Wita.
Padahal almarhum telah dilarikan ke RSUD Taman Husada Bontang pada pukul 02.00 Wita dan dinyatakan meninggal dunia pada pukul 06.35 Wita. Pihak keluarga menyayangkan keterlambatan informasi dari pihak lapas yang tidak segera memberitahu saat almarhum dibawa ke rumah sakit.
Lebih ironisnya, orangtua almarhum justru mengetahui kabar kematian tersebut bukan dari pihak lapas, melainkan dari adik ipar ayah korban.
“Kenyataannya sama sekali tidak ada pemberitahuan atau dicari tahu keluarganya apa semua,” kata Bahtiar. Setibanya di rumah sakit, keluarga menemukan tubuh almarhum dalam kondisi sudah siap untuk dibawa pulang tanpa penjelasan memadai mengenai penyebab kematiannya.