PROKAL.CO, TANJUNG REDEB – Koperasi Desa-Kelurahan (Kopdes) Merah Putih di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), masih dalam tahap persiapan dan terus berjalan.
Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau, Eva Yunita, menegaskan keberadaan koperasi tersebut masih dalam tahap proses. Pihaknya tidak menampik bahwa program ini belum berjalan maksimal, namun menegaskan bahwa Koperasi Merah Putih tidak bisa disebut mandek.
Baca Juga: Dermaga Sidayang di Tanjung Batu Direhabilitasi, Ini Jalur Sementara Penyeberangan ke Pulau Derawan
“Koperasi ini tetap ada. Saat ini masih menunggu turunnya anggaran, karena program ini berasal dari pusat. Bahkan sebelumnya kami sudah memiliki Koperasi Merah Putih yang menjadi percontohan,” jelasnya.
Adapun kendala yang dihadapi saat ini adalah soal anggaran. Diskoperindag masih menunggu alokasi anggaran, termasuk dari APBD Perubahan 2025, untuk melakukan langkah lanjutan.
Salah satunya ialah melaksanakan sosialisasi kepada pengurus maupun anggota koperasi agar memahami mekanisme yang harus ditempuh.
“Koperasi Merah Putih ini siap dan masih berjalan tahapannya. Kalau nanti anggaran sudah ada untuk Diskoperindag, maka sosialisasi akan langsung dilakukan,” ucapnya.
Lebih jauh, pihaknya juga akan berperan sebagai fasilitator. Salah satu bentuk dukungannya adalah menyediakan ruang konsultasi bagi koperasi desa/kelurahan agar bisa merancang usaha yang sesuai dan berkelanjutan.
“Jadi koperasi Merah Putih akan dibantu menyusun rencana bisnisnya. Setelah rencana bisnis itu selesai, barulah diajukan untuk mendapatkan penyertaan modal dari pemerintah,” terangnya.
Dengan begitu, keberadaan Koperasi Merah Putih tidak hanya formalitas, melainkan benar-benar bisa menjadi wadah ekonomi produktif bagi masyarakat di tingkat desa maupun kelurahan.
“Kalau bisnisnya sudah jelas, peluang untuk mendapatkan modal akan lebih besar, dan tentu saja koperasi bisa beroperasi dengan baik,” sambungnya.
Pihaknya tidak menutup diri bagi para pengurus Kopdes Merah Putih yang membutuhkan pendampingan. Ruang konsultasi tetap dibuka, baik untuk membicarakan rencana usaha, tata kelola, maupun langkah teknis lainnya.