berau

Pemkab Berau Hentikan Penjualan Beras Jenis Ini, Diklaim Hanya Sementara

Faroq Zamzami
Kamis, 10 April 2025 | 13:50 WIB
BERAS LOKAL: Salah satu produksi beras lokal dari Kampung Labanan yang dititip jual di Kantor Dinas Pangan Berau. (IZZA/BERAU POST)

Saat ini, Bulog tidak dibatasi dalam hal jumlah penyerapan, sehingga memungkinkan seluruh produksi petani lokal terserap maksimal.

 Baca Juga: Ruang Belajar Seperti Poskamling, 79 Tahun Jalan Tak Pernah Bagus, Siswa SD Tulis Surat Terbuka untuk Presiden Prabowo

Pemkab Berau juga terus menggalakkan kebijakan penggunaan beras lokal di kalangan ASN. Meski penerapannya belum maksimal, langkah ini dianggap sebagai bagian dari upaya mendukung produk dalam negeri dan menyejahterakan petani.

Harga beras lokal untuk ASN ditetapkan Rp 15.000 per kilogram, yang pembayarannya dipotong langsung dari gaji.

“Kami berharap ke depan produksi dari Buyung-Buyung dan kampung lain bisa terus meningkat agar kebutuhan ASN dan masyarakat secara umum bisa terpenuhi dari hasil petani kita sendiri,” kata Rakhmadi.

Ia menambahkan, dukungan dari semua pihak, baik Bulog, masyarakat, maupun pelaku pertanian sangat dibutuhkan agar kebijakan ini berjalan optimal. 

 Baca Juga: Dugaan Rudapaksa Dokter PPDS Unpad di RSHS, Muncul Dugaan Korban Bukan Hanya Satu Orang

“Kami terus lakukan koordinasi dan pemantauan agar distribusi dan penyerapan berjalan lancar,” jelasnya.

Sebelumnya, Perum Bulog Berau mulai menyerap gabah kering panen (GKP) dari petani padi di Kabupaten Berau setelah sempat terkendala kapasitas gudang penyimpanan yang terbatas.

Kepala Perum Bulog Berau, Lucky Ali Akbar, mengungkapkan pihaknya telah menerima GKP dari petani dengan harga yang ditetapkan pemerintah pusat, yakni Rp 6.500 per kilogram.

“Kami sudah mulai pembelian perdana GKP pada akhir Februari lalu. Pembelian pertama dilakukan di wilayah Buyung-Buyung dan Semurut, Kecamatan Tabalar, dengan total serapan 20 ton GKP,” ujar Lucky Kamis (6/3).

Lucky menjelaskan, setelah GKP dibeli, Bulog tidak langsung menyimpan dalam bentuk gabah, tetapi bekerja sama dengan badan usaha milik kampung (BUMK) setempat untuk pengolahan menjadi beras yang siap disimpan. 

 Baca Juga: Kronologi Lengkap Dokter PPDS Diduga Rudapaksa Keluarga Pasien di RSHS

“Skemanya, kami beli GKP, lalu bekerja sama dengan BUMK di daerah tersebut untuk mengolahnya menjadi beras yang siap disimpan,” jelasnya.

Setelah berhasil melakukan serapan perdana, Bulog Berau kini tengah menjajaki kemungkinan kerja sama pengolahan GKP di daerah lain.

Halaman:

Tags

Terkini