Ratusan ikan milik warga Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Suhaid, ditemukan mati mendadak di dalam keramba, Minggu (21/7) pagi. Matinya ikan tersebut diduga terdampak dari kegiatan penambangan emas tanpa izin (PETI) di wilayah tersebut.
Agung Putra, Warga Desa Tanjung Harapan yang merupakan pemilik keramba ikan, membenarkan jika ikan toman di keramba banyak yang mati mendadak. "Selama ini tidak pernah terjadi seperti ini. Sejak ada kegiatan PETI ini barulah ikan saya ada yang mati," ungkapnya.
Baca Juga: Dugaan Korupsi Pengadaan Coolbox dan Freezer, Polres Ketapang Panggil Pejabat DKPP
Agung mengatakan, sudah dua hari ini air di Batang Suhaid ini keruh, padahal sebelumnya tidak seperti ini. "Saya sangat yakin keruh dan matinya ikan ini akibat dari PETI," ucapnya.
Agung berharap, kepada polisi dapat menghentikan kegiatan PETI karena sangat merugikan pihaknya. "Karena sudah ada ratusan alat penambangan emas yang masuk terlepas mereka bekerja atau tidak, " ucapnya.
Sementara warga Desa Tanjung Harapan yang enggan disebutkan namanya membenarkan jika kemarin banyak ikan warga yang mati akibat dampak PETI. "Kondisi air saja saat ini sudah keruh. Saya yakin ada kegiatan PETI yang terjadi," ujarnya. Ia mengatakan, alat penambangan emas saat ini terus bertambah, bahkan baru-baru ini sudah ada dua lagi yang masuk. "Saat ini jumlahnya diperkirakan ada 150.
Kalau pun ada alat penambangan emas yang ditemukan polisi itu hanya di ujung sungai, tapi didalam sungai itu masih ada," ungkapnya.
Sebagai warga setempat, dirinya sangat berharap kepada aparat pemerintah dapat segera mengeluarkan atau menghentikan kegiatan PETI yang ada. Sementara Kapolsek Suhaid Iptu Sipyani menyampaikan, bahwa pihaknya sudah mendapatkan laporan adanya ikan toman milik warga Desa Tanjung Harapan yang mati mendadak Minggu pagi.
"Memang ada ikan yang mati, namun dari versi pemilik ikan bahwa ikannya mati akibat dari PETI. Tapi dari versi orang lain bahwa ikan ini, dari pemiliknya terlalu banyak memberi makan. Tapi kita juga kurang paham, " ujarnya.
Sipyani mengatakan, untuk ikan yang mati, pihaknya hanya baru mendapatkan laporan satu orang saja yang ikannya mati.
"Tapi nantinya akan kita fasilitas antara pemilik ikan atau keramba di yang ada di wilayah hukumnya dengan warga bagaimana mencari solusi kedepannya, " jelasnya. Sipyani mengungkapkan, bahwa saat ini air di sungai Batang Suhaid sudah agak keruh, diduga ada kegiatan PETI yang berlangsung dan ada juga sudah yang berhenti. "Kami pun mau ke lokasi PETI itu dua jam. Diperkirakan memang masih ada warga yang bekerja," ucapnya.
Sejauh ini, untuk data alat penambangan PETI yang ada di Suhaid itu berjumlah 54 saat pihaknya bersama Polres Kapuas Hulu melakukan razia. (fik)
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Sumber: Pontianak Post