Dosen Dept. Biokimia dan Biologi Molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, Andriani mengatakan kelompok lansia dan anak-anak paling berisiko terpapar polusi kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan.
Andriani menambahkan dari penelitian di Amerika menyatakan bahwa ada peningkatan sekitar 7,2 untuk kasus rawat inap di rumah sakit karena terdampak kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan.
“Berdasarkan penelitian di Amerika angka rawat inap akibat paparan kabut asap meningkat sekitar 7,2 persen. Namun untuk di Indonesia, mungkin belum banyak terpublikasi, korelasi antar gelombang kabut asap dengan rawat inap,” jelas Andriani di Pontianak.
Andriani menjelaskan dampak utama pada kesehatan akibat kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan yakni dari partikel yang berbahaya berbentuk partikular. Partikel kecil dengan diameter kurang 2,5 mikrometer. Partikel ini mampu menembus ke saluran pernapasan paling terkecil.
“Partikular itu mampu sampai ke saluran bawah yang paling kecil. Bahkan menembus barrier ke darah,” kata Andriani.
Lanjut Andriani, organ yang terpapar pertama partikel itu adalah pernapasan. Akibat paparan partikular itu muncul berbagai macam penyakit. Seperti asma, sakit paru yang ada kemudian menjadi akut, infeksi pada radang saluran napas. Lalu efek jangka panjang, radang yang terus menerus, bisa menyebabkan perubahan epitel.
“Secara teoritis bisa menimbulkan keganasan atau kanker, tetapi belum dapat dibuktikan,” terang Andriani. Sedangkan pada penyakit lain seperti jantung dan pembuluh darah, menurut Andriani ada dua penelitian dengan hasil yang berbeda.
“Beberapa penelitian menyebutkan ada efeknya, sedangkan ada juga yang menyebutkan tidak ada hubungan signifikan antara paparan kabut asap akibat karhutla,” tambah Andriani.
Andriani memberikan sejumlah tip untuk menjaga kesehatan warga di wilayah yang terkena kabut asap akibat kebakaran karhutla. Antara lain memakai masker. Menurutnya masker yang dipakai harus bisa menyaring partikel terkecil dari kabut asap.
“Belajar dari Covid-19, yang bisa menyaring partikular paling kecil. Artinya masker medis sehingga tidak bisa menembus ke saluran napas,” imbuh Andriani.
Tips lainnya mengurangi aktivitas di luar. Lalu banyak minum air putih. Menurutnya dengan banyak minum air putih maka partikular yang masuk ke dalam tubuh akan dimetabolisme menjadi senyawa yang dibuang melalui ginjal.
“Jika banyak melebihi kebutuhan harian, zat senyawa itu akan terbilas melalui ginjal dengan baik, sehingga tidak terbebani dan gampang keluar melalui urine atau keringat,” kata Andriani.
Sementara jika kurang minum air putih maka senyawa tersebut tidak bisa keluar. Penyebabnya asupan air putih sedikit, sehingga akan membebani tubuh, dan menimbulkan radikal bebas dalam tubuh.
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Sumber: Pontianak Post