Heri Mustari menilai, petani pangan berada pada kelompok yang rentan, lebih banyak kegiatan pertaniannya subsisten, hanya untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Berbeda dengan sektor hortikultura yang lebih baik, namun tetap kalah dari sektor perkebunan. Hanya petani yang mampu memadukan ketiga sektor ini yang bisa lebih sejahtera.
“Karena hasil perkebunan pada dasarnya di tingkat petani punya harga yang fluktuatif,” ujarnya.
Namun kembali lagi, Heri melanjutkan, apakah program redistribusi tanah untuk petani sudah bisa menjangkau petani-petani yang hanya punya lahan sedikit, atau apakah petani pangan punya lahan yang lain untuk diversifikasi usaha ke hortikultura atau perkebunan.
Pemerintah sebagai regulator, menurutnya perlu melakukan intervensi, baik dari hulu seperti penyediaan saprodi yang mudah diakses dan murah, benih atau bibit berkualitas, sarana dan prasarana pertanian termasuk alat dan mesin, alih teknologi dan pengetahuan. Peran itu sudah berjalan namun belum maksimal, proteksi terhadap hasil panen petani juga belum optimal, sepenuhnya pasar yang menjadi penentu dan di proses rantai pasok petani menjadi yang paling sedikit menerima hasil dari usaha tani.
“Tentunya sangat berharap agar pemerintah memberikan perhatian lebih kepada petani, subsidi harus ditambah, mekanisasi pertanian harus optimal, pasar juga harus ada intervensi untuk menjamin harga di tingkat petani,” pungkasnya. (sti)