PROKAL.CO, Maraknya peredaran daging ilegal di Kalimantan Barat (Kalbar) menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan para peternak dan pedagang sapi lokal.
Harga jual daging beku ilegal yang murah melalui media sosial (medsos) seperti instagram di Kota Pontianak, memunculkan persaingan tidak sehat dengan daging legal lokal.
Para pelaku usaha dari sektor ini mengeluh keras. Mereka meminta pemerintah daerah segera bertindak tegas untuk menertibkan praktik ilegal tersebut.
Baca Juga: Padahal Sudah Mau Lebaran, Banjir Masih Rendam 22 Desa di Sintang
Fransiskus Ason, Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalbar misalnya menyebutkan bahwa disparitas harga antara daging sapi lokal dan daging ilegal sangat mencolok.
"Harga daging ilegal hanya berkisar Rp 70-90 ribu per kilogram, Sementara harga daging lokal mencapai Rp 140 -150 ribu. Ini membuat petani lokal kesulitan menjual sapinya," ujarnya dalam rapat bersama Asosiasi Peternak dan Pedagang Sapi Kalbar dan sejumlah dinas teknis juga institusi lain, Senin (24/3) di Gedung DPRD Kalbar.
Menurut Politisi Golkar Kalbar ini, masuknya daging ilegal dan banyak dijual beberapa medsos seperti instagram di Kalbar, bukan hanya merugikan peternak lokal tetapi juga melanggar aturan terkait cukai dan distribusi produk hewan ternak.
"Ada oknum-oknum tertentu yang memanfaatkan celah ini untuk meraup keuntungan pribadi. Jika dibiarkan, ini bisa merusak tatanan ekonomi peternak di Kalbar," tegasnya.
Diapun meminta terkait keluhan peternak dan pedagang sapi lokal ini, diharapkan dinas teknis dan pihak terkait segera melakukan dilakukan penertiban. Tentu jadi pertanyaannya, kenapa bisa masuk ke Kalbar dengan mudah.
"Kok mudah benar gitu. Kalau dulu lumayan ketat gitu. Sapi ilegal ini bisa masuk bahkan jadi konsumsi masyarakat di Kalimantan Barat," ucapnya. "Kalau tidak ada yang menggerakkan, kan nggak mungkin. Jelas daging ilegal ini sudah melanggar aturan karena segi cukai saja tak bayar termasuk pajak," ucapnya.
Ason berharap menjelang Hari Raya Idul Fitri, ketersediaan daging sapi lokal yang langka akibat dominasi daging ilegal harus disiasati pemerintah dengan langkah cepat tanpa mengganggu suasana hari besar keagamaan.
"Setelah Lebaran, pemerintah harus memperketat pengawasan di semua pintu masuk wilayah Kalbar untuk mencegah masuknya daging ilegal," sarannya.
Selisih Harga Ekstrem Picu Keresahan
Haji Subhan Nur, anggota Komisi II DPRD Kalbar, menambahkan bahwa selisih harga yang terlalu besar antara daging lokal dan ilegal telah membuat produk peternak lokal sulit bersaing di pasaran.