Semua sekolah di kota ini, ditargetkan bisa menggelar ujian yang juga disebut Computer Based Test (CBT). Alias 100 persen.
Dari total 63 SMP di Banjarmasin, sebanyak 41 sekolah menggelar UNBK secara mandiri. Sisanya, menumpang di sekolah lain. Tahun lalu, cuma 58 sekolah yang mampu.
Kepala Dinas Pendidikan Banjarmasin, Totok Agus Daryanto mengungkapkan, untuk menyukseskan pelaksanaan UNBK 2019, ada tambahan sebanyak 687 unit perangkat komputer.
Hasil pengadaan tahun lalu. "Penambahan perangkat ini paling banyak se-Kalsel, bukti kami serius untuk UNBK tahun ini,” ujarnya..
Jika SMP yang di bawah naungan Kementerian Pendidikan baru mulai 100 persen tahun ini, Madrasah Tsanawiyah rupanya lebih maju selangkah.
Dinaungi Kementerian Agama, mereka sudah melaksanakan UNBK 100 persen sejak 2018 lalu.
Kasi Kurikulum dan Evaluasi Kemenag Kalsel, Adnan Jahri mengungkapkan, tak hanya di Kota Banjarmasin yang menggelar UN dengan konsep CBT. Namun hingga 13 kabupaten dan kota di Kalsel.
Dari total 337 Madrasah Tsanawiyah di Kalsel, sebanyak 253 sekolah menggelar UNBK secara mandiri. Sisanya, 84 sekolah gabung dengan sekolah lain.
"Tahun lalu yang mandiri hanya 173 sekolah. Ada peningkatan 51,3 persen," beber Subhi mewakili Kabid Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Kalsel, Fajrianoor Subhi.
Untuk di Banjarmasin, diungkapkannya, dari 34 sekolah Madrasah Tsanawiyah, 16 sekolah menggelar UNBK secara mandiri. Sedangkan 18 lainnya masih menumpang.
"Sebesar Rp75 juta per sekolah kami berikan bantuan. Ada 10 sekolah tahun ini. Anggaran itu untuk menambah perangkat penunjang UNBK,” ujarnya. (mof/at/nur)
