Demi memfasilitasi cepatnya penyeberangan, dia menambah satu feri LCT. Sebelumnya dia hanya menyediakan satu kapal feri. “Satu kapal kami tambah. Kasihan juga dengan sopir angkutan,” tandasnya.
Permintaan Sopir Ditolak
Namun sayangnya keinginan para sopir untuk bisa melintasi Jembatan Alalak 1 sepertinya susah terlaksana. Selain alasan membahayakan, juga mengganggu pekerjaan Jembatan Sungai Alalak yang saat ini tengah diselesaikan.
Kepala Dinas Perhubungan Kalsel, Rusdiansyah mengungkapkan, permintaan para sopir untuk bisa melintas di jembatan tersebut sudah dibahas di forum LLAJ. Di forum itu diputuskan bahwa jembatan lama tersebut tak bisa dilintasi karena berbagai macam alasan.
Dia menerangkan, pada rapat itu disimpulkan, secara teknis jembatan lama tidak memungkinkan dibuka. “Di rapat bersama sudah diputuskan tak bisa. Sangat membahayakan bagi pekerjaan proyek Jembatan Sungai Alalak,” ujarnya.
Lalu bagaimana dengan Jalan Gubernur Syarkawi yang sebelumnya menjadi jalan alternatif bagi angkutan? Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Kalsel, II, Saleh Syamsuri mengatakan, kondisi banjir membuat pihaknya tak bisa berbuat banyak.
Penanganan jalan ini sendiri sedianya sudah dilaksanakan mulai tahun ini. Namun, musibah banjir membuat perbaikan tertunda. “Tinggi air di sana bahkan sampai 1 meter,” ucapnya.
Meski demikian, dia mengatakan untuk di beberapa titik yang masih bisa ditangani tetap dilakukan perbaikan. “Kondisi sekarang air mulai surut. Pekerjaan kami sempat terhenti, tapi sekarang mulai dikerjakan lagi. Sejak tadi malam (kemarin) pekerjaan dimainkan lagi meskipun masih ada genangan air,” sebutnya.
Seperti diketahui, menangani jalan ini yang kondisinya di beberapa titik rusak parah, pemerintah pusat menggelontorkan anggaran mencapai Rp174 miliar untuk perbaikan. Dengan sistem pekerjaan multi years, tahun 2022 mendatang, jalan ini ditarget sudah baik.
Penanganan ruas jalan ini dilakukan perbaikan dengan pembongkaran titik yang rusak. Setelah itu baru dilakukan penguatan tanah dasar dengan cerucuk dan lapisan geotekstil. Setelah itu baru dilakukan aspal ulang.
Sebelum banjir lalu, data pihaknya, titik jalan yang rusak parah ada sebanyak tujuh titik. Tak hanya amblas, juga mengalami kemiringan. “Kondisinya harus ditangani dari awal kembali. Kalau tidak akan rusak kembali,” tandasnya. (mof/tof/ema)