• Senin, 22 Desember 2025

Bertahun-tahun Limbah PDAM Cemari Sungai, Masalah Keuangan Jadi Alasan

Photo Author
- Jumat, 23 Juli 2021 | 10:51 WIB
SUSU COKLAT: Anak Sungai Kuripan di Jalan Cempaka Putih, foto diambil kemarin (22/7). Saat banjir, lumpur sungai meluap ke permukiman warga. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
SUSU COKLAT: Anak Sungai Kuripan di Jalan Cempaka Putih, foto diambil kemarin (22/7). Saat banjir, lumpur sungai meluap ke permukiman warga. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

Senada dengan Nor Wakhid. Ia mengklaim sebenarnya tidak ada permasalahan pada sisa limbah lumpur itu. Pasalnya, di PDAM Bandarmasih sendiri sudah ada instalasi pengolah untuk lumpur atau sisa air buangan.

"Kalau produksi air bersih kami turunkan, yang teriak masyarakat juga. Sementara bila dinaikkan, luberan lumpur akan muncul," tekannya.

Diklaimnya, dua jam sekali, luberan lumpur di instalasi dibuang menggunakan mobil tangki.

Wakhid juga membantah dua hal lain. Pertama, bahwa lumpur itu berbau.

Kedua, bahwa PDAM tak pernah turun membersihkan sungai. Apalagi PDAM menyisihkan dana CSR untuk program normalisasi sungai.

"Disebut lima tahun tanpa tindakan, rasanya kurang tepat. Karena pada tahun ini saja, di bulan Juli ada pengerukan. Nanti di bulan Desember juga dijadwalkan. Satu lagi, lumpur PDAM tidak berbau. Yang membuatnya berbau adalah sampah yang sudah ada di sungai,” jelasnya.

Lebih jauh, Wakhid mengingatkan, PDAM menghadapi masalah keuangan. Tanpa penyertaan modal dari APBD, tak ada anggaran untuk mengatasi masalah luberan lumpur.

“Teknologinya ada, dananya yang tidak ada. Kalau tahun ini ada, kami bisa menambah decanter, alat untuk mengurangi luberan lumpur ke sungai," jelasnya.

Ditanya nominal, ia menyebutkan, sekurangnya PDAM membutuhkan Rp4 miliar.

Sebagai penutup, diingatkannya, semakin buruk kualitas air baku yang diolah, semakin banyak pula lumpur yang muncul selama produksi air bersih. “Makanya kami mengajak masyarakat untuk bersahabat dengan alam,” tutupnya.

Tinggal Selangkah Lagi

Anggota Komisi II DPRD Banjarmasin, Awan Subarkah menyesalkan pencemaran lumpur PDAM Bandarmasih di anak Sungai Kuripan, Banjarmasin Timur.

Menurutnya, harus ada solusi jangka pendek. Mengingat pencemaran itu sudah lama terjadi, sudah bertahun-tahun.

"Sebagai bukti dan tanggung jawab, PDAM mesti menurunkan tim untuk bergotong royong bersama warga, membersihkan luberan limbah di sungai," ujarnya kepada Radar Banjarmasin melalui sambungan telepon, kemarin (22/7) sore.

Dia juga menuntut evaluasi dari pemko. Jangan-jangan tak ada manajemen penanganan limbah di BUMD tersebut.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kabupaten Banjar Sumbang Kasus HIV Tertinggi di Kalsel

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:10 WIB
X