BANJARBARU - Rumah Sakit Daerah Idaman (RSDI) Banjarbaru kewalahan. Lonjakan pasien Covid-19 benar-benar mengkhawatirkan. Selain ruangan yang penuh, ratusan tenaga kesehatan juga terpaksa isoman akibat tertular Covid-19.
Kondisi ini pun memaksa manajemen pihak RSDI Banjarbaru melakukan penutupan layanan. Pelayanan direncanakan ditutup selama sepekan hingga tanggal 8 Agustus. Bahkan akses masuk ke RSDI juga diportal.
"Pengecualian untuk layanan kegawatan kebidanan seperti mau bersalin, keguguran atau pendarahan. Selain itu masih ditutup," konfirmasi Kabag Tata Usaha RSDI Banjarbaru, Firmansyah.
Memang dijelaskan Firman juga, bahwa pertimbangan lainnya penutupan layanan dipengaruhi oleh banyaknya tenaga kesehatan mereka yang menjalani karantina atau isolasi mandiri gegara tertular Covid-19 saat melalukan pelayanan. Keseluruhan RSDI memiliki 900 karyawan.
"Jika ditotal sudah ada lebih dari 233 nakes RSD Isaman yang menjalani Isoman sampai sekarang ini. IGD juga sistem buka tutup, untuk kondisi sekarang tutup dulu sampai nanti ada perubahan lagi," jawabnya.
Kondisi darurat ini membuat Pemko secepatnya mengumpulkan pihak Rumah Sakit alternatif lainnya yang beroperasi di Banjarbaru. Baik RS di bawah bendera TNI-Polri ataupun yang dikelola swasta.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarbaru, Rizana Mirza mengklaim sudah berkoordinasi dengan seluruh RS yang ada di Banjarbaru. Permintaannya cuman satu: membantu dalam penanganan pasien Covid-19 untuk membantu RSDI Banjarbaru.
"Kita hari ini tadi (kemarin) rapat bersama 9 RS yang ada di Banjarbaru. Kita meminta agar pihak RS ini ikut atau berperan dalam menangani Covid-19," ujarnya kemarin
Adapun, sembilan rumah sakit ini terdiri dari RSU Syifa Medika Banjarbaru, RSU Mawar, RSD Idaman Banjarbaru, RSU Nirwana, RSU Almansyur Medika, RS TK IV Guntung Payung, RS Permata Husada, RSI Sultan Agung Banjarbaru serta RS TNI AU Syamsudin Noor.
Dari seluruh RS yang dipanggil, Rizana menyebut jika semua fasilitas layanan kesehatan ini menyatakan siap. Yang mana dijelaskannya bahwa memang sebagian RS ini sudah melayani pasien Covid-19 sebelumnya.
"Alhamdulillah semuanya siap, total ada 9 RS yang menyatakan kesiapannya, itu juga termasuk yang berstatus swasta. Beberapa RS juga sudah melayani pasien Covid-19," ungkapnya.
Dilanjutnya, dalam waktu dekat juga akan ada penambahan ruangan yang diperuntukkan untuk penanganan Covid-19 di sejumlah RS. "Yang sudah melayani pasien (Covid-19) juga sudah 75 persen beroperasi."
Meski sudah ada sejumlah RS yang melakukan pelayanan untuk penyintas Covid-19. Rizana meminta agar layanan bisa lebih ditingkatkan. Mengingat diakuinya sekarang kondisi lonjakan pasien di Banjarbaru sangat tinggi.
"Tadi ada beberapa yang kita sampaikan dan agar segera disiapkan. Semisal tambahan ruangan cadangan, lalu juga antisipasi terkait stok oksigen yang memang kita lihat masih jadi masalah secara nasional," ceritanya.