Karena menjadi tempat langganan banjir, rumah-rumah warga pun sudah didesain menjadi rumah panggung. Walaupun tidak parah, warga tetap tidak bisa beraktivitas seperti biasa. Sebab jalan utama desa terendam. Kendaraan roda dua dan empat tidak bisa melintas.
Desa Masiraan memang terkenal sebagai desa langganan banjir, dan desa yang paling lama terendam ketika banjir.Masalah yang paling utama yakni terjadi pendangkalan Sungai Barabai.
Ditambah banyak sampah sungai seperti kayu, potongan bambu dan lainnya yang menghambat arus air. “Sampah rumah tangga tidak ada, cuma memang desa ini berada di wilayah paling rendah,” ujarnya.
Karena langganan banjir, desa ini dikenal sebagai desa tanggap bencana alam. Untuk itu aparat desanya punya link khusus langsung ke Dinas Sosial Provinsi Kalsel. “Kami juga sudah mengirim data ke sana, tapi juga belum ada bantuan,” jelasnya.
Samsudin membeberkan, selama banjir warga desa belum mendapat bantuan seperti nasi bungkus, obat-obatan dan lainnya. “Ada dari pemerintah aparat kecamatan datang cuma memantau saja. Tidak bawa bantuan,” ungkapnya.
Para warga dipaksa berjuang sendiri melawan keadaan. Untuk bertahan hidup, warga desa hanya mengandalkan bahan pokok yang tersedia di rumah. Beruntungnya masih ada warung kelontong warga yang buka.“Tapi kok tiap tahun seperti ini, selalu banjir. Kami ingin ada program yang bisa mengatasi masalah tahunan ini,” ujarnya.
Samsudin ingin desanya mendapat perhatian lebih dari kepala daerahnya. Dia berharap Bupati HST, Aulia Oktafiandi menengok langsung ke lapangan bagaimana kondisi warga yang terdampak banjir. Kemudian mendengar keluh kesah warga. “Dielangi aja kami sudah himung (Ditengok saja kami sudah senang),” harapnya.
Menanggapi warga yang tidak mendapat bantuan sejak tiga hari, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) HST, Budi Haryanto menegaskan jika pemerintah HST sangat peduli kepada warga di Desa Masiraan.
Namun karena ada refocusing anggaran, BPBD HST tidak memiliki logistik pangan dan non pangan lagi. Untuk itu logistik di kelola oleh Dinas Sosial HST. “Tim kami juga sudah memantau ke sana. Kami sudah koordinasi dengan Kepala Dinas Sosial untuk distribusi logistik,” katanya saat dikonfirmasi.
Budi juga mengatakan posko induk dan dapur umum saat ini sudah ditutup. Pihaknya akan segera menindak lanjuti keluhan warga di Desa Masiraan. “Kita data mereka meminta bantuan apa saja. Kami juga terus koordinasi dengan bapak Pj Sekda HST,” pungkasnya.(by/ran)