Selain politik Banua yang mewarnai sepanjang tahun 2021, ada kejadian yang menggelitik nalar publik Kalsel. Yakni viralnya nama Basit yang menjadi “password” warga untuk bisa melintas di Jembatan Sungai Alalak.
Seperti diketahui, jembatan ini begitu vital. Dikerjakan sejak 2019, sejak tahun itu juga warga harus merasakan kemacetan. Pasalnya, jalur alternatif dinilai tak representatif pada jembatan yang menghubungkan Kalsel dan Kalteng ini.
Ada dua jalur alternatif yang disiapkan sementara menyelesaikan pekerjaan jembatan ini. Pertama lewat Jalan Perumnas Banjarmasin melalui Jembatan Alalak II. Yang kedua, melalui Jalan Gubernur Syarkawi yang tembus ke Jalan A Yani KM 17.
Alternatif jalan pertama, karena jalannya tak lebar dan melintasi permukiman, membuat pengendara tak bisa leluasa. Setiap pagi dan sore, dipastikan terjadi kemacetan panjang. Belum lagi kondisi jalan sempat rusak yang membuat tak lancarnya arus.
Parahnya, Jembatan Alalak II yang kondisinya tak bisa dilintasi angkutan besar, malah dilintasi oleh truk. Faktor ini salah satu yang mengakibatkan kemacetan. Padahal, portal sudah dipasang agar mereka tak bisa melintas. Namun, beberapa kali pula para sopir merusak portal dengan melintasinya.
Kemacetan kian hari semakin tinggi seiring truk memasuki kota untuk melintas melalui Jembatan Alalak II. Larangan membuat para sopir sempat melakukan mogok massal dengan menutup Jalan Hasan Basri, lantaran mereka sudah tak sanggup melintas di Jalan Gubernur Syarkawi karena kondisinya yang semakin parah.
Kesulitan para sopir ini akhirnya mendapatkan solusi sementara, yakni disediakannya penyeberangan sungai dengan Fery LCT. Kemacetan berangsung terurai di Jalan Hasan Basri. Terlebih, fery lain ada di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin yang menuju ke Jembatan Barito.
Saat jembatan akhirnya selesai, emosi warga akhirnya lepas ketika jembatan tak kunjung dibuka. Apalagi ada video yang viral di media sosial menunjukkan serombongan moge melintas di sana. Kecaman dan desakan untuk dibuka tanpa diresmikan semakin lantang disuarakan warga.
Lalu muncullah video ini: rombongan warga dalam mobil ternyata mendapatkan akses melintas jembatan hanya dengan menyebut nama Basit, yang belakangan diketahui adalah penjaga malam disekitar Jembatan Alalak.
Fenomena ini membuat istilah baru: ading Basit dan keluarga Basit. Tiba-tiba nama itu diposting di semua media sosial warga dan mendapatkan reputasi viral.
Warga semakin merasakan ketidak-adilan saat BPJN Wilayah XI Banjarmasin, ngotot menunggu instruksi pemerintah pusat untuk membuka sekaligus meresmikan jembatan.
Akhirnya, tepat pada 25 September 2021, jembatan ini pun dibuka. Peresmiannya sendiri baru dilaksanakan pada 20 Oktober oleh Presiden Jokowi. (mof/ris/by/ran)