• Senin, 22 Desember 2025

Banjarmasin Kembali Diserbu Pampangan, Pasukan Turbo Kewalahan, Bagaimana Solusinya?

Photo Author
- Jumat, 2 Februari 2024 | 14:30 WIB
PAMPANGAN: Eceng gondok bercampur sampah memenuhi Sungai Martapura. Foto diambil di atas Jembatan Pasar Lama.  (FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN)
PAMPANGAN: Eceng gondok bercampur sampah memenuhi Sungai Martapura. Foto diambil di atas Jembatan Pasar Lama.  (FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN)

 Pampangan kembali menyerbu Sungai Martapura. Eceng gondok, batang kayu, dan sampah itu menumpuk di kolong jembatan. Apesnya kapal sapu-sapu dan weed harvester justru tidak bisa digunakan. "Kapal sapu-sapu sedang dalam perawatan," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin, Suri Sudarmadiyah, Kamis (1/2).

Baca Juga: Jalan Trans Batulicin-Kandangan Longsor, Warga Diminta Jangan Melintas

Sedangkan weed harvester yang canggih itu ternyata hanya sanggup mengatasi gulma. Tak bisa dipakai menghadapi batang pohon, bambu, dan sampah rumah tangga.

"Selain itu, weed harvester hanya berfungsi maksimal saat peralihan arus pasang ke surut," terang Suri. "Peralihan itu memberi jeda sekitar 1,5 jam. Saat arus sungai tidak begitu deras, baru kapal itu bisa beroperasi maksimal," tambahnya. Alhasil, pampangan hanya bisa ditangani secara manual dengan menurunkan pasukan turbo.

Baca Juga: Ngeri..!! Banjir Berlumpur dan Longsor Hantam Tanah Bumbu, Jalur ke Kandangan Lumpuh

Upaya lain, memaksimalkan perangkap sampah yang dipasang di Pusat Daur Ulang (PDU) Sungai Gampa di kawasan Banua Anyar. Suri menekankan, pampangan harus ditangani demi kualitas air baku. "Karena pampangan yang menumpuk dikhawatirkan membawa endapan," ungkapnya.

Pampangan itu kerap muncul di kolong Jembatan Pasar Lama dan Jembatan Pangeran Antasari. Dengan luasan mencapai 1.200 meter persegi. "Dan ketebalan rata-rata satu meter," sebutnya.

"Bila dalam sepekan terus muncul, berapa banyak yang harus kami angkat," keluhnya. Sungai Martapura di Banjarmasin adalah bagian hilir. Sementara pampangan itu merupakan kiriman dari daerah hulu. Maka, tidak bisa hanya ditangani Pemko Banjarmasin sendirian. Suri mengaku terus berkoordinasi dengan Pemkab Banjar untuk mencari solusinya. 

Baca Juga: Wali Kota Banjarbaru Umumkan Waspada KLB Demam Berdarah, Kasusnya Sudah Segini

"Kita harus berkolaborasi untuk menyelesaikan persoalan pampangan ini," tandasnya.Sebelumnya, masalah pampangan di Sungai Martapura juga disoroti Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III, I Putu Eddy Purna Wijaya. 

Menurutnya, penanganan yang paling efektif adalah mencari asal sampah, lalu menangani sumber masalahnya.

"Ketika sampai di sini, semestinya tinggal penanganan terakhir. Hanya menangani sampah kecil. Dan saat inilah weed harvester bisa digunakan," ujarnya, belum lama tadi.Intinya, tegas Eddy, selama sumber masalahnya tidak diatasi, maka Banjarmasin akan kewalahan menghadapi masalah musiman ini.

 

Pasukan Turbo Kewalahan

Rabu (31/1) malam, sebuah kelotok nekat menerobos pampangan di kolong Jembatan 9 November, Banjarmasin Tengah.

Motoris kelotok itu tampak kesulitan. Warga yang melihat, Helman mengatakan pampangan telah menjadi pemandangan biasa."Kasihan mereka tidak bisa melintas," ujarnya.Terpisah, Kabid Sungai PUPR Banjarmasin, Hizbul Wathony mengatakan, pasukan turbo telah diturunkan ke lokasi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kabupaten Banjar Sumbang Kasus HIV Tertinggi di Kalsel

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:10 WIB
X