Kondisi Taman Satwa atau Kebun Binatang Mini (KBM) Jahri Saleh di Banjarmasin Utara kian memprihatinkan. Kusam dan tidak terawat.
***
BANJARMASIN - Dahulu sekali, kebun binatang mini ini selalu ramai pengunjung karena tergolong wisata murah meriah. Tarif masuknya terjangkau. Rp3 ribu untuk anak-anak dan Rp5 ribu untuk dewasa.
Namun kini taman satwa di Sungai Jingah itu seakan kehilangan pesonanya. Saat masuk, Radar Banjarmasin disuguhi pemandangan rumput liar, dedaunan kering, dan sampah berserakan. Air mancurnya juga sudah tidak berfungsi. Sementara wahana bermainnya berkarat.
Baca Juga: Nenek Terjebak Kebakaran di Berkah Bersama: Satu Korban Meninggal, 25 Rumah Jadi Arang
Di sini, koleksi satwa dibagi dalam zona aves (burung), zona primata, dan zona reptil. Kondisinya tak kalah memprihatinkan.Ada banyak zona yang dibiarkan kosong. Contoh zona reptil yang tak lagi berpenghuni. Di sana hanya ada kandang yang berantakan dan berisi kotoran.
Sementara zona primata yang dihuni tiga ekor owa dan empat monyet ekor panjang, kandangnya tampak kotor, lembab dan berbau. Seolah tak pernah dirawat. Nasib KBM ini pernah diungkit netizen. Melalui akun Instagram resminya, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina memberikan tanggapan.
Ia mengaku sempat mengunjungi KBM dan menyatakan niat merevitalisasinya pada tahun 2024 ini. "Insyaallah tahun ini akan ada revitalisasi," kata Ibnu dalam video yang diunggah Sabtu (28/1) lalu.Ditambahkannya, Ibnu menginginkan lokasi baru yang lebih representatif. "Tapi sebelum itu, kita revitalisasi dulu yang ada," tambahnya. Rencana lain, menambah koleksi satwa. "Insyaallah diperbaiki," janjinya.
Netizen maupun wali kota tentu boleh berharap. Namun kenyataannya, perbaikan KBM tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Seperti yang diutarakan Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Banjarmasin, Yuliansyah Effendi.
Menurutnya, paling mungkin tahun 2025 depan. Paling cepat setelah APBD Perubahan 2024 diketuk. Alasannya, kondisi keuangan pemko yang masih terbelit utang ratusan miliar rupiah. DKP3 juga terdampak refocusing. Anggaran yang harus digeser mencapai Rp7 miliar.
Sementara perbaikan KBM, disebutkan Yuliansyah, membutuhkan empat sampai lima miliar rupiah. Mencakup perbaikan halaman, kandang, dan wahana bermain. "Untuk penambahan satwa, kalau ada anggarannya, pasti kami tambah," katanya Senin (5/2). Saat ini, di atas lahan seluas 1,6 hektare itu ada 30 satwa yang dirawat.
Dan ia tak memungkiri, beberapa satwa di sana jatuh sakit dan mati. Namun, sebagai pejabat baru, ia mengaku tak tahu apa penyebab kematiannya. "Informasi rekan-rekan, penyebab kematiannya lebih mengarah pada faktor usia dan kesehatan," bebernya. KBM ini mulai terlupakan ketika ditutup saat pandemi covid melanda.
Sekali lagi, Yuliansyah berjanji akan mewujudkan animal welfare. Artinya, kesejahteraan hewan yang bebas dari rasa lapar dan haus. Bebas dari penyakit dan rasa takut.
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Sumber: Radar Banjarmasin