Proyek pembangunan infrastraktur yang di bawah kepemimpinan Gubernur Kalteng Sugianto Sabran dan Wakil Gubernur Habib Said Ismail untuk mempercepat kemajuan daerah terbukti berhasil. Selama tiga tahun, pasangan ini membuka keterisolasian daerah dan menyukseskan pembangunan sarana transportasi dengan memacu pembangunan infrastruktur.
===
Dengan luas wilayah yang hampir satu setengah kali pulau Jawa, kebutuhan terhadap prasarana transportasi, khususnya jalan darat sangat penting guna menunjang pembangunan wilayah. Sekaligus untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ya, pengembangan transportasi di Kalteng diperlukan pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan yang mempunyai nilai strategis. Jalan dan jembatan tersebut menghubungkan daerah pertanian, perkebunan, perdagangan, dan perumahan.
Sugianto Sabran dan Habib Said Ismail yang sejak awal dilantik berkomitmen memacu pembangunan infrastruktur di segala bidang, telah membuktikan janjinya kepada masyarakat. Selama tiga tahun memimpin, sudah banyak capaian yang berhasil ditoreh dalam percepatan pembangunan infrastruktur.
Data dari Dinas Perkerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalteng, pemerintah memiliki program kegiatan prioritas jalan nasional dan outlet bidang bina marga, di antaranya penuntasan pelebaran 2-7-2 atau dua meter lebar bahu jalan kanan dan kiri, dan tujuh meter lebar badan jalan.
Penanganan tersebut dilakukan pada Jalan Lintas Kalimantan Poros Selatan yang dimulai dari batas Kalimantan Barat – Pangkalan Bun – Sampit – Palangka Raya – Pulang Pisau – Kuala Kapuas – Batas Kalimantan Selatan.
”Tak hanya itu, pemerintah juga melakukan pelebaran jalan dari Muara Teweh menuju Kandui, kemudian Patas, Ampah, Dayu, Tamiyang Layang, hingga ke wilayah Pasar Panas batas Kalsel,” kata Kepala Dinas PUPR Shalahuddin.
Tak hanya itu, pemerintah juga melakukan pelebaran ruas jalan Palangka Raya – Buntok – Ampah, termasuk pembangunan Pile Slab atau jembatan layang pada segmen banjir Bukit Rawi. Dengan dipacunya pembangunan jalan, secara langsung akan berdampak terhadap akses mobilitas, baik di dalam daerah termasuk ke provinsi lain.
Selain membangun jalan utama, pemerintah di satu sisi juga membangun ruas jalan menuju akses outlet. Misalnya pembangunan ruas jalan di wilayah Pulang Pisau – Pangkoh – Bahaur yang langsung menuju akses Pelabuhan Bahaur di wilayah setempat. Kemudian juga dilakukan pembangunan ruas jalan Sampit – Samuda – Ujung Pandaran menuju akses Pelabuhan Bagendang.
Selanjutnya, pembangunan dan peningaktan ruas jalan pada Simpang Bangkal – Bangkal – Telaga Pulang – Kuala Pembuang – Teluk Segintung untuk selanjut menuju akses Pelabuhan Segintung. Pembangunan juga dilakukan di wilayah Pangkalan Bun – Kotawaringin Lama menuju akses Pelabuhan Kumai.
”Tidak cuma itu, jalan menuju Pelabuhan Tanjung Kalap atau akses Pelabuhan Bumi Harjo juga ditingkatkan. Kemudian, wilayah Basarang – Batanjung juga dibangun untuk menuju akses Pelabuhan Batanjung,” jelas Shalahuddin.
Untuk jalan lintas tengah juga dipercepat penanganannya, yakni dari Tumbang Samba – Tumbang Hiran – Tumbang Kaburai, hingga batas Kalbar dengan total panjang kurang lebih 200 kilometer.
Selain pembangunan infrasturktur jalan, pemerintah juga mempercepat pembangunan di bidang Cipta Karya, yang meliputi peningkatan sarana prasarana umum dan masyarakat, program pembangunan saluran drainase dan gorong-gorong, serta program pembangunan rumah ibadah dan fasilitas sosial.
Sementara itu, di bidang perhubungan, berbagai peningkatan juga sangat terlihat jelas di semua bidang. Salah satunya, Pemerintah Provinsi Kalteng saat ini terus memproses pengerjaan rel kereta api yang jadi program nasional dari Puruk Cahu - Batanjung melalui Bangkuang. Saat ini masih terus diproses dalam tahap perpanjangan perizinan.