Selama dua hari dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta, jajaran manajemen rumah sakit beserta seluruh tenaga kesehatan di rumah sakit tak henti mendoakan. ”Saya mohon maaf kepada istri dan anak-anak beliau atas keterbatasan rumah sakit. Teman-teman sejawat sudah berusaha maksimal untuk kesembuhan beliau. Semua kami serahkan kepada Yang Maha Kuasa,” katanya.
”Saya mewakili jajaran manajemen rumah sakit mohon maaf apabila ada kekhilafan beliau yang dilakukan semasa hidup. Kami ikhlas beliau telah meninggalkan kami. Semoga almarhum diberikan tempat yang layak di surga. Keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan untuk menjalani kehidupan,” tambahnya.
Berkaitan dengan kabar tes usap kedua yang menyatakan almarhum Yudha tak lagi terinfeksi Covid-19, Benyamin tak bisa memberikan penjelasan lebih lanjut. ”Itu ranah medis. Bukan kewenangan saya menyampaikan perjalanan penyakit. Yang jelas, dari keterangan rumah sakit Polri benar adanya dan kami tidak bisa bilang itu tidak benar,” tegasnya.
Informasi yang diterima Radar Sampit, meski dinyatakan negatif Covid-19, namun kondisi paru dan badai sitokin menyebabkan Yudha mengalami kegagalan respirasi (bernapas). Mengutip kompas.com, sitokin merupakan protein yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh untuk melakukan berbagai fungsi dan penting dalam penanda sinyal sel.
Pelepasan atau keluarnya sitokin dapat memengaruhi perilaku sel di sekitarnya. Sitokin yang keluar dalam jumlah sedikit tidak memiliki pengaruh pada kondisi paru pasien atau keadaan parunya tidak bermasalah. Akan tetapi, kalau jumlah sitokin yang dikeluarkan di paru sudah banyak, disebut sebagai badai sitokin, maka itu akan membuat paru sangat padat dan kaku. Hal itu bisa menyebabkan seseorang susah bernapas, bahkan meninggal dunia.
Penuh Haru
Proses pengantaran jenazah dan pemakaman almarhum Yudha, diwarnai tangis haru rekan kerja dan tenaga kesehatan di RSUD dr Murjani Sampit. Pantauan Radar Sampit, jajaran rumah sakit, tenaga kesehatan berserta petugas lainnya menunggu kedatangan jenazah.
Jenazah dipulangkan dari Jakarta menggunakan penerbangan khusus pesawat jet. Sekitar pukul 09.45, ambulans bertuliskan Dinas Kesehatan Kotim dengan pelat KH 9005 FU tiba di halaman belakang rumah sakit. Tak menunggu waktu lama, pintu belakang dibuka dan nampak terlihat peti jenazah berwarna putih keabuan dan batu nisan di dekatnya.
Peti itu tak diturunkan. Mobil ambulans diarahkan menghadap ke arah kiblat. Belasan lelaki mengenakan pakaian putih, mengatur sab dan bersiap menyalatkan. Usai disalatkan, semua lalu mendoakan Yudha.
Jenazah dikebumikan di pemakaman keluarga, dekat Masjid Jami Darul Marifah, Jalan Tjilik Riwut Km 2,5 Sampit. Sejumlah pejabat dan tenaga kesehatan serta manajemen rumah sakit terlihat ikut menyaksikan proses pemakaman. Almarhum Yudha yang wafat di usia tergolong muda, 43 tahun, meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak. (hgn/ign)