• Senin, 22 Desember 2025

Setelah Tiga Kali Ditembak Bius, Orang Utan di Bandara Haji Asan Sampit Dievakuasi

Photo Author
- Minggu, 28 April 2024 | 16:00 WIB
HEWAN DILINDUNGI : Satu individu Orang Utan ke sasar di Kawasan Bandara Haji AsanSampit ketika proses evakuasi oleh BKSDA dan Tim OFI, Jumat (26/4/2024) malam. (HENY/RADARSAMPIT)
HEWAN DILINDUNGI : Satu individu Orang Utan ke sasar di Kawasan Bandara Haji AsanSampit ketika proses evakuasi oleh BKSDA dan Tim OFI, Jumat (26/4/2024) malam. (HENY/RADARSAMPIT)

 

 

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Tengah bersama Orangutan Foundation International (OFI), berhasil menyelamatkan satu individu Orang Utan jantan di Kawasan Bandara Haji Asan Sampit, baru-baru tadi.

HENY, Sampit | radarsampit.com

Hari berubah petang tak menyurutkan langkah petugas BKSDA melakukan evakuasi Orang Utan yang ditemukan warga berkeliaran di kawasan Bandara Haji Sampit sekitar pukul 11.00 WIB, Jumat (26/4/2024). Temuan Orang Utan bertubuh besar itu bukan kali pertama dilihat warga. Pada Kamis (18/4/2024) dan Jumat (19/4/2024) lalu, petugas bandara dan warga setempat melihat kemunculan Orang Utan dekat Kantor Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kotim yang berada satu kawasan Bandara Haji Asan Sampit.

“Di duga kuat orang utan yang diselamatkan hari ini adalah orang utan yang sama dengan minggu lalu,” kata Muriansyah, Kepala BKSDA Pos Jaga Sampit. Tak jauh dari kawasan Bandara Haji Asan Sampit, terdapat kebun buah nenas dan jeruk yang kemungkinan menarik kedatangan Orang Utan untuk mencari makan.

“Kami tidak tahu darimana asal Orang Utan ini, disebelah barat bandara ini ada kebun jeruk,nenas, kemungkinan Orang Utan ini ingin mencari makan sampai kesasar ke dekat bandara,” ujarnya. Proses evakuasi  primate endemik ini juga dibantu Yayasan OFI, Manggala Agni, Komunitas Reptil Sampit dan petugas keamanan Bandara Haji Asan Sampit. Setelah menerima kabar kepastian keberadaan Orang Utan yang akan dievakuasi, empat petugas dan satu dokter hewan yang bertugas di Yayasan OFI berangkat dari Pangkalanbun menggunakan mobil pada Jumat (26/4/2024) siang.

Mereka membawa kandang, senapan bius serta kelengkapan lainnya, tiba di kawasan bandara dekat titik lokasi keberadaan Orang Utan sekitar pukul 17.40 WIB. Begitu tiba, dua mobil tetap dinyalakan untuk mendapatkan penerangan lampu mobil yang menyorot ke kebun. Lokasinya berada persis dekat areal parkir bandara. Namun petugas perlu memasuki  kebun warga yang berjarak sekitar 30 meter. Dokter hewan sigap mempersiapkan cairan bius kombinasi ketamin dan medetomidin dalam botol kaca berukuran kecil yang dipindah ke spuit atau alat suntik.

Tepat pukul 18.30 WIB,tim penyelamat kemudian memasuki kebun dalam kondisi penerangan yang terbatas ditambah rintik hujan sejak sore hingga sepanjang malam itu, membuat proses penyelamatan cukup menguras waktu dan tenaga. Tembakan bius pertama tak cukup membuat Orang Utan pingsan. Hanya membuatnya pindah ke pohon besar setinggi 25 meter. Setelah itu obat bius bereaksi dan membuatnya tak sadarkan diri, namun tubuh besarnya tersangkut di dahan pohon yang dinamakan warga, Pohon Pelantan.

Berbagai upaya terus dilakukan dengan membawa tangga setinggi 10 meter. Karena, pohon terlalu tinggi, petugas mencoba memanjat, namun kondisi gerimis hujan membuat batang pohon licin, sehingga niatan memanjat pohon diurungkan. Tak kehabisan pikir, Muriansyah kemudian keluar dari kebun untuk mencari pipa guna mendorong Orang Utan lepas dari ranting pohon. Sembari menunggu, Orang Utan mulai setengah sadar sehingga tim rescue kembali menembakan obat bius. Muriansyah tiba membawa pipa yang diarahkan ke Orang Utan yang tersangkut ranting pohon. Dari luar areal kebun,tepat pukul 20.30 WIB Orang Utan berhasil dijatuhkan di jaring yang sudah disiapkan tim penyelamatan.

“Upaya penyelamatan sempat terkendala, setelah berhasil ditembak bius, Orang Utan tersangkut di ranting pohon, dipanjat menggunakan tangga tidak sampai, akhirnya tadi memakai bantuan pipa yang dijulurkan sampai Orang Utan terjatuh,” bebernya. Orang Utan yang diberi nama Asan itu pun, kemudian dipikul oleh sejumlah petugas keluar kebun. Bobotnya yang mencapai 82,6 kilogram membuat petugas cukup kesulitan membopong, karena jalan tanah yang licin dan harus menyebrangi drainase selebar 80 cm. Setibanya di areal parkir Kawasan Bandara Haji Asan Sampit, salah satu fauna oriental dilindungi di Indonesia ini langsung dilakukan pemeriksaan lengkap.

Dengan cekatan petugas OFI bekerjasama mengukur tinggi badan, panjang lengan, lingkar dada, lingkar perut serta memeriksa kondisi jari kaki dan tangan, gigi serta matanya. Petugas juga terlihat beberapa kali mencabut paksa bulu rambut sebagai sampel yang dimasukkan ke dalam botol kecil.

Dari hasil pemeriksaan, pada tubuh Orang Utan di tangan kanan jari telunjuk dan jari kelingking ditemukan patah, kemungkinan disebabkan akibat berkelahi sesama jantan. Pada jempol kaki kiri dan kelingking kaki juga patah, namun tidak sampai terlepas. Kaki kanan di jari manis juga patah sehingga jarinya terlihat lebih pendek dibandingkan jari lainnya.

Dianalisa dari mata kirinya juga ada bekas berkelahi kelopaknya bekas sobek yang sembuh secara alami yang mengakibatkan menutup sebelah matanya. “Respons matanya selalu mengeluarkan cairan mata hampir katarak. Mau diselamatkan bisa dioperasi tapi Orang Utan seperti ini butuh waktu lama penyembuhan pascaoperasi. Kami tim medis hanya memberikan pemeriksaan kesehatan dan masukan apakah nanti dilepasliarkan di Lamandau atau dilakukan perawatan tergantung keputusan Kepala BKSDA,” kata dokter hewan Ketut Parasojo. Dokter hewan yang sudah bertugas sebagai tim medis di Yayasan OFI sejak tahun 2008 ini juga memeriksa giginya yang tinggal setengah yang kemungkinan terkikis karena pemakaian.”Kalau giginya tinggal separuh seperti ini kemungkinan selama hidupnya di alam liar, biasa memakan kulit pohon dan daun muda jarang buah alami,” katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Radar Sampit

Tags

Rekomendasi

Terkini

X