• Senin, 22 Desember 2025

Motor Dicuri Dua Kali, Depresi, Lalu Pilih Menyerah dengan Hidup

Photo Author
- Selasa, 16 April 2024 | 14:10 WIB
EVAKUASI: Jenazah Muhammad Arsyad usai ditemukan tergantung, Senin (15/4) siang. (FOTO: M FADLAN ZAKIRI/RADAR BANJARMASIN)
EVAKUASI: Jenazah Muhammad Arsyad usai ditemukan tergantung, Senin (15/4) siang. (FOTO: M FADLAN ZAKIRI/RADAR BANJARMASIN)

 

Entah apa yang ada di pikiran pemuda ini? Ia rela menghabisi nyawanya sendiri dengan cara gantung diri, setelah dua kali kehilangan sepeda motor.

 

       ****
BANJARBARU - Pemuda bernama MA (29) itu ditemukan tewas dengan posisi tergantung, pada satu rumah kontrakan di Jalan Kelapa Gading III, Kelurahan Sungai Besar, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Senin (15/4) siang. Korban tercatat sebagai warga Kecamatan Paminggir, Kabupaten Hulu Sungai Utara. Ia tinggal di rumah kontrakan tersebut bersama rekan kuliahnya. 

Jasad MA pertama kali ditemukan teman satu kampusnya, sekira pukul 10.30 Wita, yang masing-masing berinisial ZA (26) dan HR (24). Mereka sama-sama berasal dari HSU. ZA menceritakan, sekitar pukul 8.00 Wita ia menelpon korban. Tetapi tidak ada respons. ZA bersama HR kemudian memutuskan mendatangi korban di rumah kontrakannya. Saat sampai, mereka mengetuk pintu namun ternyata tidak terkunci. “Pintu lalu kami buka, dan mendapati korban sudah tergantung di pintu kamarnya,” kata ZA.

Setelah melihat rekannya sudah tak bernyawa, kedua saksi ini kemudian lapor ke ketua RT setempat dan melaporkannya ke kepolisian. “Anggota dari Polres Banjarbaru lalu mendatangi lokasi dan dilakukan olah TKP oleh tim inafis,” beber ZA.

Dari hasil olah TKP tersebut, polisi menduga korban tewas akibat tindakannya sendiri. "Saat ditemukan, lidah korban menjulur," ujar Baur Inafis Polres Banjarbaru, Bripka Aulia Rahman.

Sehingga, Aulia menyebut bahwa kuat dugaan jika pemuda tersebut memang tewas karena gantung diri. "Tidak ditemukan adanya luka akibat senjata tajam, hanya ada bekas ikatan di bagian leher," sebutnya.

Setelah melakukan penyelidikan mendalam terhadap barang bukti dan sejumlah saksi, Aulia Rahman mengungkapkan, motif dari pria tersebut nekat mengakhiri hidupnya lantaran depresi. "Korban dua kali kehilangan sepeda motor secara beruntun. Itu membuat dia kesusahan dan depresi," ungkapnya.

Dugaan polisi semakin kuat, saat memeriksa riwayat pesan singkat korban dan sang kekasih hati. Dalam pesan itu, MA merasa tidak tahan lagi menjalani tekanan hidupnya akibat dua kali kehilangan motor.

“Chat terakhir dengan pacarnya korban mengatakan ingin mengakhiri hidupnya. Karena setelah hilang kendaraan itu, tidak bisa pergi lagi bersama pacarnya. Bahkan ke kampus aja jalan kaki, dari hal itu ia merasa lelah dan depresi,” bebernya.

Antropolog: Ada Tiga Faktor Pemicu

Kasus gantung diri yang dilakukan Muhammad Arsyad menarik perhatian Antropolog dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Nasrullah.

Ia mengakui, depresi berlebihan memang sering jadi gambaran umum yang menjadi pintu gerbang solusi bagi orang melakukan bunuh diri. Namun, Nasrullah menekankan bahwa perlu melihat secara mendalam hal yang menyebabkan depresi itu sendiri.

Menurutnya, kasus bunuh diri yang dilakukan Arsyad karena mengalami kehilangan sepeda motor sebanyak dua kali menarik menjadi perhatian. “Jika kehilangan sepeda motor menjadi motif utama, maka pertanyaannya mengapa kehilangan sepeda motor secara berulang menyebabkan seseorang menghabisi nyawanya sendiri,” kata Nasrullah.

Dalam kasus ini, ia melihat bahwa ada tiga faktor yang membuat korban memutuskan untuk bunuh diri. Pertama, sepeda motor yang hilang tersebut boleh jadi sebagai pendukung utama korban untuk menjalani berbagai aktivitas.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X