• Senin, 22 Desember 2025

Curiga Ada Pelaku Lain dalam Kasus Pembunuhan Juwita, Pihak Keluarga Minta Begini...

Photo Author
- Kamis, 3 April 2025 | 09:45 WIB
:Kuasa hukum keluarga korban, M Pazri menyebut adanya dugaan jumlah pelaku lebih dari satu dalam kasus pembunuhan Juwita. (Foto:Suroto untuk Radar Banjarmasin)
:Kuasa hukum keluarga korban, M Pazri menyebut adanya dugaan jumlah pelaku lebih dari satu dalam kasus pembunuhan Juwita. (Foto:Suroto untuk Radar Banjarmasin)

Banyaknya cairan putih yang ditemukan dalam saat proses autopsi pada jasad Juwita, wartawati yang beberapa waktu lalu ditemukan tewas di daerah Gunung Kupang, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, menimbulkan pertanyaan bagi pihak keluarga.

Pasalnya, berdasarkan keterangan dokter forensik yang diterima pihak keluarga, selain luka lebam pada area kemaluan, petugas juga menemukan cairan diduga sperma dengan volume yang banyak pada rahim korban.

Baca Juga: Kasus Pembunuhan Juwita, Ditemukan Banyak Cairan Putih, Korban Diduga Dirudapaksa Sebelum Dibunuh

Kuasa Hukum keluarga korban, M Pazri menilai hal tersebut menimbulkan pertanyaan tentang asal-usul dan pemilik sperma tersebut. "Volume cairan putih di area kemaluan cukup banyak, ada apa ini?” ungkap Pazri usai mendampingi kliennya dalam proses BAP di Markas Denpomal Banjarmasin, Rabu (2/4/2025).

Oleh sebab itu, Pazri meminta penyidik Denpomal Banjarmasin melakukan tes DNA pada cairan putih tersebut ke laboratorium forensik di Surabaya atau Jakarta.

Tes DNA ini menurut Pazri, penting segera dilakukan untuk mengungkap motif sebenarnya dalam kasus kematian wartawati muda asal Banjarbaru tersebut secara ilmiah. Apakah cairan putih itu adalah hanya milik Kelasi Satu J, anggota TNI AL yang jadi terduga pelaku pembunuhan. Atau ada potensi fakta baru bahwa jumlah pelaku lebih dari satu.

“Apakah mungkin pelaku lebih dari satu atau seperti apa, kami harap penyidik mendalami dan mengungkap fakta tentang ini,” harapnya. Diakui Pazri, saat ini dokter sudah mengambil sampel pada cairan putih tersebut sudah. Namun, pihaknya belum mendapat informasi lanjutan, apalah sampel itu sudah dilakukan pengujian di laboratorium forensik atau belum.

“Karena di Kalsel memang belum ada (Laboratorium Forensik). Sehjngga agar hasilnya akurat, perlu dibawa ke laboratorium di Surabaya atau Jakarta,” imbuhnya. Fakta tentang jumlah cairan putih itu, sebut Pazri, sesuai dengan hasil autopsi dari dokter forensik yang divideokan oleh kakak ipar korban, saat proses autopsi tubuh korban.

“Karena itulah pihak keluarga mengusulkan untuk melakukan tes DNA guna memastikan pemilik sperma tersebut. Langkah ini penting untuk memperjelas siapa yang bertanggung jawab atas peristiwa ini," tegasnya.

Ada dua hal yang dijelaskan dalam video tersebut. Pertama, dokter forensik menyimpulkan bahwa hasil autopsi menunjukkan yang bersangkutan merupakan korban pembunuhan. “Dan yang kedua, hasil otopsinya ada menemukan memar lebam di kemaluan korban. Dugaan kita, korban mendapat kekerasan seksual sebelum dia dibunuh," beber Pazri.

Video tersebut, lanjut Pazri, sudah diserahkan kepada penyidik di Denpomal Banjarmasin, sebagai alat bukti tambahan dalam kasus pembunuhan ini.

"Selain video, kami juga menyerahkan bukti lain berupa foto ke penyidik, yang juga mengindikasikan terduga pelaku melakukan kekerasan seksual sebelum menghabisi nyawa korban," tutur Pazri.

"Kami berharap langkah-langkah ini dapat membantu mempercepat proses penyidikan dan membawa kejelasan lebih lanjut dalam mengungkap fakta-fakta di balik kasus ini," pungkasnya.

Hingga saat ini, pihak Denpomal Banjarmasin belum bersedia memberikan keterangan resmi kepada awak media. Namun, terduga pelaku J ini yang sebelumnya berdinas di Lanal Balikpapan, sudah diserahkan dan ditahan di Markas Denpomal Banjarmasin, pada Jumat (28/3/2025) malam untuk keperluan proses penyelidikan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

X