Sri Wahyuni menjelaskan, persoalan TKD sebenarnya sangat terkait dengan kemampuan daerah dalam meningkatkan PAD.
Baca Juga: Produk Lokal adalah Identitas Daerah, Bupati Berau Ajak Warga Kembangkan UMKM Kampung
Sri Wahyuni juga mengingatkan, tantangan menaikkan PAD tidak selalu harus dilakukan dengan menaikkan tarif pajak. Melainkan dengan kreativitas daerah dalam mengelola potensi yang sudah ada.
“Daerah menghadapi tantangan yang sama, menaikkan PAD tidak dengan pajak, tapi dengan kreativitas,” katanya belum lama ini.
Ia mencontohkan, sektor pariwisata yang bisa menjadi salah satu motor peningkatan PAD. Dengan meningkatnya kunjungan wisata, maka retribusi restoran dan pajak minuman juga ikut bertambah. “Kalau pariwisata naik, ada retribusi restoran, itu jadi sumber PAD,” ungkapnya.
Namun, ia mengingatkan pemerintah daerah untuk memastikan seluruh potensi tersebut benar-benar termonitor dan tidak ada kebocoran. “Apakah semua restoran sudah memenuhi kewajibannya atau belum, itu yang harus ditertibkan,” tegasnya.
Baca Juga: Jalan Poros Pegat Bukur Jadi Perhatian Serius, Pemkab Berau Bertekad Segera Melakukan Perbaikan
Sri Wahyuni menilai, dengan langkah-langkah kreatif dan konsistensi pengawasan, daerah mampu menghadapi tantangan pemangkasan TKD. Hal ini juga sejalan dengan arahan pemerintah pusat yang mendorong efisiensi belanja daerah dan peningkatan kemandirian fiskal.
“Kalau PAD optimal, beban TKD bisa lebih ringan. Intinya jangan hanya mengandalkan transfer pusat,” tuturnya. (adv)