PROKAL.CO, TANJUNG REDEB – Pemerintah Kabupaten Berau melaksanakan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-72 Kabupaten Berau sekaligus HUT ke-215 Kota Tanjung Redeb, Senin (15/9) dengan nuansa berbeda.
Tahun ini, peringatan dilakukan secara lebih sederhana sesuai arahan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Baca Juga: Wabup Berau Gamalis Tutup Batu Bual Cup Ke-19, Jadi Ajang Pererat Kebersamaan Masyarakat
Dalam pelaksanaannya, Upacara peringatan HUT ke-215 Tanjung Redeb dan HUT ke-72 Berau, dimulai dengan penampilan tarian kolosal. Tarian kolosal kali ini mengangkat cerita bersejarah yang kelam di Berau, tentang perjuangan masyarakat di Pulau Balikukup pada 1957 silam.
Tarian yang memadukan keindahan tarian, cerita sejarah yang heroik itu mampu memukau ratusan masyarakat yang hadir menyaksikkan. Kemudian, pelaksanaan upacara dilakukan seperti tahun-tahun sebelumnya, termasuk pembacaan selayang pandang, yang disampaikan oleh Camat Tanjung Redeb, Toto Marjito.
Seusai rangkaian upacara dilaksanakan, sebagai wujud rasa syukur, upacara ditutup dengan pemotongan puncak rasul, panganan khas Berau yang terbuat dari ketan dan dihiasi warna-warni.
Kepala daerah memotong setiap bagian puncak rasul, kemudian memberikan potongan pertama kepada Yang Mulia Sultan Kesultanan Sambaliung, Raja Muda Perkasa, Datuk Amir. Sedangkan Wakil Bupati Berau, Gamalis memberikan potongan puncak rasul kepada kerabat Kesultanan Gunung Tabur. Disusul pemberian puncak rasul kepada para bupati-bupati terdahulu serta pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Usai menyelesaikan serangkaian upacara di Lapangan GOR Pemuda, para pejabat segera bergeser ke Kantor DPRD Berau, mengikuti Sidang Paripurna Istimewa Peringatan HUT ke-215 Tanjung Redeb dan ke-72 Berau di Ruang Rapat Paripurna, yang diikuti ramai oleh para tamu undangan.
Serupa, usai Rapat Paripurna Istimewa, kembali dilakukan pemotongan puncak rasul sebagai wujud rasa syukur atas perayaan tahun ini.
Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, menegaskan bahwa esensi dari perayaan bukan pada kemeriahannya, melainkan pada rasa syukur.
“Inti dari perayaan hari jadi adalah rasa syukur. Kita bersyukur atas tanah dan laut yang subur, serta masyarakat yang hidup damai dan makmur,” ujarnya.