“Hari Raya Imlek dan Cap Go Meh tentu agak berbeda, karena hari raya tentu ada unsur-unsur ritual khusus yang dilakukan, yang mana dalam ritual tersebut mengundang masyarakat ramai yang diadakan setahun sekali saja. Ini lah yang biasa ditunggu masyarakat, baik itu daerah, nasional maupun internasional,” lanjutnya.
Meski arak-arakan naga dan barongsai pada Festival Cap Go Meh menjadi event yang sangat dinanti oleh banyak anggota namun FOBI Kalbar sangat menghormati anjuran tersebut.
“FOBI juga telah memberikan peringatan keras terhadap semua sasana Barongsai maupun insan Barongsai FOBI di dalam melakukan kegiatan atraksi tidak ada atribut-atribut partai dan caleg, artinya semua murni ritual dan atraksi saja,” tutupnya. Festival Cap Go Meh biasanya dipusatkan di Jalan Diponegoro, dengan adanya festival yang mengundang keramaian tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap warga yang memiliki usaha di area sekitar.
Salah satunya Bell Cafe yang terletak di persimpangan Jalan Diponegoro dan Jalan Tanjung Pura. Efendi (28), pengelola warkop yang menyediakan kopi dan camilan pisang srikaya ini mengatakan Festival Cap Go Meh merupakan moment berkah buatnya. Warkop yang buka dari pagi hingga malam ini bisa untung tiga kali lipat jika ada kegiatan yang dipusatkan di daerah tersebut.
Jika setiap hari libur (weekend) ia bisa menghabiskan 500 cangkir kopi, maka pada event tertentu termasuk Cap Go Meh ia bisa menjual hingga 1.500 cangkir kopi hingga tengah malam.
"Mungkin tahun ini nggak seramai tahun sebelumnya karena tidak ada keramaian arak-arakan naga dan barogsai. Mau bagaimana lagi kalau sudah itu aturannya. Saya dukung apapun yang terbaik. Tidak masalah jika ditiadakan,” ujarnya.
Komariah (57), pedagang sate yang yang bersebelahan dengan Bell Cafe juga bisa meraup keuntungan berlipat ganda jika ada Festival Cap Go Meh. Pemilik Warung Sate Ayam Sunda Rasa ini bisa meraup untung dua kali lipat dari hari biasa. “Saya biasa buka dari pagi hingga siang saja, banyak juga pengunjung yang datang tiap tahunnya saat mereka melihat atraksi barongsai,” ungkap Komariah.
Namun, Komariah tetap tersenyum karena berkah Imlek sudah dirasakannya sejak beberapa hari lalu. Pesanan sate ayamnya laris manis menjelang Imlek. Sekitar enam ribu tusuk sate telah dipesan menjelang makan besar di malam perayaan Imlek nanti. Ia pun masih membuka pesanan hingga satu hari sebelum Imlek. (sya)