• Senin, 22 Desember 2025

Sawah Mulai Mengering, Petani Terancam Gagal Panen

Photo Author
- Jumat, 16 Agustus 2019 | 10:26 WIB

Meski panasnya cuaca akhir-akhir ini memang mulai mengancam lahan pertanian, namun Dinas Ketahanan Pangan Kalsel optimis musim kemarau tidak akan memengaruhi produksi padi di Banua.

Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Kalsel, Farid Fahmansyah mengatakan, produksi padi Kalsel tidak terdampak oleh kemarau karena punya sejumlah alternatif lahan untuk menanam padi sesuai dengan musim.

"Apapun musimnya, kita tetap bisa menanam padi sepanjang tahun tanpa takut gagal panen," katanya. 

Pada musim kemarau saat ini misalnya, dia membeberkan petani di Banua sedang menanam padi di lahan lebak dan lahan irigasi yang aman dari kekeringan.

"Kita punya sawah di lahan lebak seluas 139 ribu hektare. Kalau musim hujan memang tidak bisa ditanami karena berair. Tapi, kalau kemarau air akan surut dan bisa ditanami," bebernya. 

Begitu juga lahan di pinggiran irigasi, Farid menyampaikan persawahan yang ada di sana aman saat kemarau lantaran berdekatan dengan irigasi. "Kita memiliki 55 ribu hektare sawah di lahan irigasi. Kalau kering, bisa memompa air dari irigasi," ucapnya.

Sedangkan ketika musim hujan tiba, dia mengungkapkan, petani akan menanam di lahan rawa pasang surut dengan luas persawahan 190 ribu hektare dan lahan tadah hujan seluas 170 ribu hektare. "Persawahan di dua jenis lahan ini kita genjot produksi padinya selama musim hujan," ungkapnya.

Dari empat jenis lahan itu, dirinya menyampaikan, Kalsel mampu memproduksi beras hingga 2,4 juta ton setiap tahunnya. Padahal, kebutuhan beras di Banua hanya sekitar 700 ribu ton.

"Jadi setiap tahun kita bisa surplus beras sampai 1,7 ton. Sehingga kalaupun ada gagal panen, pangan kita tetap terjaga," ucapnya.

Namun, sebagai daerah penyangga pangan nasional, menurutnya Kalsel harus tetap memaksimalkan produksi beras untuk dikirim ke daerah lain. "Walaupun surplus kita hingga tiga kali lipat, kita tetap harus produktif. Sebab, kita mengirim beras ke daerah lain," ujarnya. 

Disinggung bagimana kondisi pertanian saat ini, Farid menyampaikan, persawahan di sejumlah daerah memang sedang mengalami kekeringan. Akan tetapi, hal itu masih bisa diatasi dengan pompanisasi.

"Persawahan yang kering ini yang masa tanamnya dua kali di lahan tadah hujan dan pasang surut. Tapi tidak terlalu luas, dan masih ada sumber air untuk pompanisasi," paparnya.

Berdasarkan informasi yang dia dapatkan, kekeringan banyak dialami para petani di daerah Hulu Sungai Selatan. "Tapi sesuai yang saya jelaskan, kekeringan masih bisa diatasi dengan pompanisasi. Sebab, di sana banyak sungai," pungkasnya.

---

Sampai sejauh ini petani di Kabupaten Hulu Sungai Selatan belum mengalami dampak kekeringan dari musim kemarau yang terjadi. Dari luas tanam 21.564 hektare yang tersebar di 11 kecamatan di Kabupaten HSS, belum ada petani yang melaporkan terjadi kekeringan hingga mengakibatkan gagal panen.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kabupaten Banjar Sumbang Kasus HIV Tertinggi di Kalsel

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:10 WIB
X