“Belum ada laporan dari petani yang mengalami kekeringan,” ujar Kabid Tanaman Pangan, Dinas Pertanian HSS, Rani, saat dikonfirmasi, Kamis (15/8).
Mengantisipasi gagal panen pada musim kemarau akibat kekeringan, Dinas Pertanian Kabupaten HSS sudah menyiapkan pompa air untuk didistribusikan ke kelompok petani (Poktan). “Meski belum ada kekeringan, kami sudah antisipasi dengan membagikan 100 unit lebih pompa ke petani di 11 kecamatan,” sebutnya.
Di Kabupaten HSS, daerah rawan terjadi kekeringan terletak di tiga Kecamatan Daha, yaitu Daha Selatan, Utara dan Barat. Karena jadwal tanam memasuki awal musin kemarau (rintak). Tapi dengan menggunakan pompa untuk mengairi sawah, diperkirakan tidak akan mengalami kekeringan.
Menghindari gagal panen dan tidak merugi saat melakukan tanam padi 2019, petani dapat memasukkan ke asuransi usaha tani padi (AUTP). Tahun ini AUTP bisa dimasukkan petani seluas 3.100 hektare yang tersebar di 11 Kecamatan di Kabupaten HSS.
Risiko kerugian dijamin dalam polis AUTP diantaranya banjir, kekeringan sampai karena organisasi pengganggu tanaman (OTP). AUTP sangat membantu petani karena cukup membayar premi setiap bulannya per hektare Rp36 ribu. Jika terjadi gagal panen dapat mendapatkan klaim Rp6 juta per hektare.
---
Sementara di Tapin, persawahan di Desa Parigi Kacil, Kecamatan Bakarangan, sudah mengalami kekeringan. Namun, kondisinya sampai saat ini tidak berdampak pada hasil pertanian mereka. Pasalnya, memasuki bulan Agustus ini para petani di sana sudah mulai mau panen padi.
"Kering memang ada, tapi tidak berpengaruh dengan hasil pertanian," ucap seorang petani di Desa Parigi, Abdillah.
Diceritakan Abdillah, petani di desanya sudah melakukan perhitungan dalam menanam padi. Rata-rata petani di desanya hanya satu kali tanam saja.
"Namun, dari segi penghasilan sedikit menurun, karena beberapa waktu lalu sawah di sini kena serangan hama," ucapnya.
Ditambahkannya, dari 9 borongan lahan sawahnya, hanya menghasilkan 13 karung saja. “Sedikit dari tahun sebelumnya yang bisa menghasilkan 15 karung,” ujarnya.
Rata-rata lahan yang terkena serangan hama menggunakan bibit lokal. "Beda kalau menggunakan bibit yang dianjurkan pemerintah, yaitu bibit Cihirang dan Mikongga, ini sama sekali tidak kena serangan hama," jelasnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tapin, Wagimin mengungkapkan bahwa pihaknya sudah melakukan langkah antisipasi untuk menghindari kekeringan. Salah satunya dengan memberikan beberapa pompa air di daerah yang rawan kekeringan.
"Antisipasi ini sudah kami lakukan beberapa bulan lalu, saat lahan warga di Desa Pandulangan ada yang mengalami kekeringan," katanya.
Waktu itu, jajaran Dinas Pertanian bersama pihak terkait langsung datang ke lapangan untuk melihat kondisi sawah dan langsung memberikan solusi. "Termasuk kami langsung membuat sumur dengan bor di daerah tersebut dan alhamdulillah di sana tidak gagal panen," jelasnya.