• Senin, 22 Desember 2025

Bunuh Diri di Kalsel Semakin Marak, Begini Pesan Para Penyintasnya

Photo Author
- Senin, 20 Mei 2024 | 19:00 WIB
ilustrasi depresi
ilustrasi depresi

Pembaca, semestinya hari ini kita merayakan Hari Kebangkitan Nasional.  Tapi, mengamati angka kasus bunuh diri pemuda yang meningkat dari tahun ke tahun membuat resah. Edisi 'Hari Kebangkitan Nasional' kali ini tema yang dipilih adalah 'Hari Kebangkitan Mental'. Akhir kata, besar harapan kami agar angka kasus bunuh diri dapat ditekan.

Prokal.co - Masa sulit datang menyusup melalui berbagai macam cara. Tapi sebuah nyawa tetaplah jauh lebih berharga. AB menyaksikan bagaimana orang tuanya berpisah. Ketidakharmonisan keluarga adalah pemicunya. Kedua orang tuanya kerap bertengkar hebat. Dari yang semula adu mulut, sampai kontak fisik.

Baca Juga: Bunuh Diri Semakin Marak di Kalsel, Ahli: Mereka Hanya Perlu Didengar

Ketika pertengkaran terjadi, AB ingin menjauh dan membawa sang adik yang saat itu usianya masih 10 tahun keluar dari rumah. Namun, ayahnya melarang. Dia dibentak dan dimaki apabila berani melakukan hal itu.

"Aku dan adikku harus menyaksikan langsung pertengkaran itu. Dengan alasan, agar kami tahu duduk persoalannya," ungkap warga Banjarmasin Tengah, Senin (12/5). 

Pertengkaran terjadi hampir setiap malam. Berlangsung selama bertahun-tahun. AB seyogianya adalah perempuan periang.

Terus dirundung sedih dan kalut melihat perseteruan kedua orang tuanya, ia depresi.AB memutuskan ingin mengakhiri hidupnya. Saat itu, bulan Mei tahun 2022. Ketika menginjak usia 18 tahun. Baru lulus SMA.

Baca Juga: Pelayanan Konseling Tersedia di Setiap Puskesmas di Banjarmasin, Tapi Sayangnya...

Percobaan bunuh diri pertama, gagal. AB tersentak. Sadar bahwa apa yang dilakukannya hanya bakal memperkeruh keadaan. Di kamarnya, ia menangis sejadi-jadinya.

Agar isak tangisnya tidak terdengar, AB menutupi wajahnya dengan bantal. Di tahun yang sama, kedua orang tuanya pun berpisah.

Tahun 2023 tadi, AB berkunjung ke kediaman ayahnya. Hendak mengobrol santai sembari melepas rindu. Namun pertemuan itu justru membuatnya semakin terpuruk. "Saya disudutkan.

Dianggap penyakitan, dan dipandang hanya jadi penyebab habisnya uang," ungkapnya."Terdengar sepele, tapi rasanya frustrasi sekali," kenangnya.

AB pun pulang ke rumah. Niat bunuh diri kembali muncul. Syukurlah, akal sehatnya yang menang. Ia mengurungkan niatnya. Kini, usianya menginjak 20 tahun. AB sudah jauh lebih baik. Ia tumbuh menjadi perempuan mandiri nan periang. 

Saat ini AB bekerja di sebuah perusahaan swasta. Pergaulannya yang luas membuka matanya. "Banyak hal yang bisa dikejar sebagai penyemangat untuk hidup," katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kabupaten Banjar Sumbang Kasus HIV Tertinggi di Kalsel

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:10 WIB
X