• Senin, 22 Desember 2025

Misteri Kepala Demang Lehman: Banyak Rumor, Keberadaan Makam Belum Diketahui

Photo Author
- Senin, 8 Juli 2024 | 13:30 WIB
Demang Lehman. | Foto: Barki.uma.ac.id
Demang Lehman. | Foto: Barki.uma.ac.id

 

Selama ini kita mengetahui bahwa Demang Lehman dipancung setelah selesai digantung mati. Kepala sang pahlawan dibawa dan disimpan di Museum Leiden di Negeri Belanda, sehingga mayatnya dimakamkan tanpa kepala. Namun belakangan ada penelitian yang meragukan fakta tersebut.

             ******
Pada awal Februari 1862, perintah penangkapan Demang Lehman dimulai. Ini berdasarkan catatan dari H.G.J.L. Meyners dalam Bijdragen tot de Geschiedenis van het Bandjermasinsche Rijk (Sumbangan untuk Sejarah Kesultanan Banjar) tahun 1863-1866, khususnya sub bab Demang Lehman terbitan E.J. Brill, Leiden, Belanda.

Pemerintah Hindia Belanda bekerja sama dengan masyarakat lokal Batulicin untuk menangkap "pemberontak" itu. Kepala Wilayah Batulicin saat itu, Sjarif Hamid
menjadi tokoh penting dalam operasi ini.

Baca Juga: Muhammad Noor Aripin Angkat Bicara Perihal Pencopotan Dirinya Sebagai Ketua KPU Kabupaten Banjar, Duga Ada Politisasi Jelang Pilkada 2024

Sjarif Hamid dan anak buahnya menyusuri Gunung Lintang dan Gunung Panjang untuk memburu Demang Lehman. Berkat informasi dari seorang informan, mereka mengetahui keberadaan Demang Lehman. Pada suatu pagi setelah salat Subuh, Demang Lehman yang sedang tidak bersenjata dikepung oleh puluhan orang. Ia sempat memberi perlawanan sebelum akhirnya ditangkap.

Pada 21 Februari 1864 sore hari, Pangeran Sjarif Hamid bersama mertuanya, Poea Iman Hadjie Mohamat Akil, membawa Demang Lehman yang dalam kondisi terikat dengan kuat. Mereka menggunakan perahu supit untuk perjalanan menuju ibu kota, Banjarmasin.

Perjalanan yang panjang dan kondisi sungai yang penuh dengan pasang surut membuat kedatangan mereka terlambat dari perkiraan.

Keberhasilan penangkapan Demang Lehman mengangkat status Sjarif Hamid, yang kemudian diangkat sebagai raja tetap di Kerajaan Batulicin. Menurut catatan Hindia Belanda, Sjarif Hamid mulai memerintah pada 13 Juni 1866. Kerajaan Batulicin merupakan bagian dari Keresidenan Afdeeling Selatan dan Timur Borneo di masa Hindia Belanda.

Setibanya di Schans Van Thuijll (sekarang bernama Mantuil, Banjarmasin), Demang Lehman dipindahkan ke sekoci reserse dan dikawal oleh Adjudant Onderofficier Posthouder, Serquet, menuju dermaga di depan rumah Residen (Jl Jenderal Sudirman, Banjarmasin). Ia kemudian dipindahkan ke Benteng Tatas (sekarang wilayah Masjid Sabilal Muhtadin, Banjarmasin).

Baca Juga: 31 PMKS di Banjarbaru Diamankan Satpol PP Banjarbaru, Gara-Gara Beraksi Di Lokasi Ini

Kepala Pemerintahan Sipil, Kolonel E.C.F. Happe mengirimkan pesan mendesak ke beberapa pejabat Belanda di wilayah penting di Borneo untuk segera menangkap Demang Lehman. Malam itu juga, Kapal Uap Penjelajah Sailoos diperintahkan berlayar ke Martapura untuk menjemput beberapa tokoh, termasuk Pangeran Djaya Pamenang, Regent Afdeeling Martapoera (Bupati Martapura) pertama yang membawahi beberapa distrik, serta Kiai Patih Djamidin, Kepala Distrik Martapura yang diangkat oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1861. Beberapa saksi lainnya juga dijemput untuk menghadiri proses pemeriksaan dan persidangan Demang Lehman.

Baca Juga: Tak Kunjung Dilanjutkan, Bangunan Jembatan Penghubung Kotabaru-Tanah Bumbu Mangkrak

Pada 22 Februari 1864, Demang Lehman diangkut dengan Kapal Sailoos ke Martapura. Mereka tiba pagi harinya di bawah pengawalan ketat. Sore harinya, pemeriksaan dan persidangan dimulai. Pemeriksaan dan pengadilan akhirnya selesai pada pagi hari tanggal 24 Februari 1864, dengan Dewan Militer yang secara bulat menyetujui hukuman mati bagi Demang Lehman. Eksekusi dijadwalkan pada 27 Februari 1864 sore hari oleh Oditur Militer Belanda, De Gelder.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kabupaten Banjar Sumbang Kasus HIV Tertinggi di Kalsel

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:10 WIB
X