• Senin, 22 Desember 2025

Gara-Gara Skandal Guru Besar, Akreditasi ULM Langsung Turun Dua Pangkat, 20 Guru Besar Diperiksa

ULM: Gerbang kampus Universitas Lambung Mangkurat di Kayu Tangi, Banjarmasin Utara. FOTO : WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
ULM: Gerbang kampus Universitas Lambung Mangkurat di Kayu Tangi, Banjarmasin Utara. FOTO : WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

"Sekali lagi ini rahasia negara. Saya takut salah. Silakan konfirmasi ke Pak Rektor," ujarnya berlalu. Radar Banjarmasin memantau pemeriksaan itu sejak pagi sampai sore. Besoknya, BPMP dikosongkan. Pemeriksaan dipindahkan ke Banjarmasin.

Tepatnya ke Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah XI Kalimantan di Jalan Adhyaksa, seberang kampus Uniska. Kali ini objek terperiksa adalah staf kepegawaian Rektorat. Mereka yang meng-input data-data calon guru besar ke kementerian. Wartawan ditempel ketat satpam. Hingga disuruh keluar dan hanya bisa memantau dari luar portal gerbang.

Kamis (19/9/2024) siang itu, terlihat sejumlah orang keluar masuk gedung. Salah satunya ketua senat Prof Hadin Muhjad. Ia sempat melambaikan tangan dari dalam mobil ke arah Radar Banjarmasin.

Selagi pemeriksaan berjalan, Radar Banjarmasin berupaya mengkonfirmasi pihak kementerian. Direktur Sumber Daya Dirjen Diktiristek Kemendikbud, Lukman menolak panggilan telepon. Surat resmi permintaan wawancara yang dikirimkan Redaksi juga tidak digubris. Salah seorang pemeriksa, Inspektur I Itjen Kemendikbud, Lindung Saut Maruli Sirait juga tidak merespons pesan dan panggilan telepon wartawan. 

Upaya Konfirmasi


Daftar nama 20 guru besar yang ditampilkan di infografis laporan ini bocor dan sampai ke tangan media. Dipotret dari surat Inspektorat yang dikirimkan ke ULM. Radar Banjarmasin berupaya mengkonfirmasi semua dosen yang tertera dalam daftar nama terperiksa tersebut. Prof Achmad Syamsu Hidayat dari Fakultas Perikanan tidak membalas pesan berisi pertanyaan yang dikirimkan. Panggilan telepon juga tidak diangkat.

Dari Fakultas MIPA, Prof Dewi Anggraini dan Prof Abdul Gafur tidak merespons. Sementara rekan mereka, Prof Arnida memilih tidak berkomentar. Prof Ahmad Yunani, Prof Syaiful Hifni, dan Prof Laila Refiana dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis tidak merespons konfirmasi. Dekan FKIP, Prof Sunarno Basuki mengaku sedang sibuk dan tidak bisa melayani wawancara. 

Masih dari FKIP, Prof Amka, Prof Darmiyati, dan Prof Rusma Nortyani juga tidak meladeni wartawan. Sedangkan Prof Herry Porda Nugroho mengaku sedang sakit. "Saya sedang persiapan bypass jantung di RS Harapan Kita Jakarta," balasnya singkat.

Saat awal dikonfirmasi, Prof Eko Suhartono dari Fakultas Kedokteran mengaku sakit dan belum bisa diwawancara. Setelah sembuh, ia mengaku sibuk karena harus mengajar dari pagi sampai sore.

Masih dari Kedokteran, Prof Huldani tak mengangkat panggilan telepon. Begitu pula dengan Prof Harapan Parlindungan Ringringo.

Lalu, Guru Besar FISIP, Prof Hairudinor menyatakan, "Maaf, bukan kapasitas saya untuk menjawab. Silakan hubungi pimpinan (rektor)."

Dari Fakultas Teknik, Prof Abdul Ghofur juga tidak menanggapi upaya konfirmasi.
Sementara Hastin Umi Anisa yang sedang dalam tahap pengajuan gelar guru besar, mengaku tidak dipanggil oleh Inspektorat.

Sedangkan Pardi Affandi dari Fakultas Perikanan, mengakui diperiksa Inspektorat, tapi bukan karena proses promosi guru besar. "Berkas saya saat promosi naik ke lektor kepala yang diperiksa. Itu sudah lama. Saya naik ke lektor kepala sebelum pandemi," ujarnya, Selasa (24/9/2024).

Saat itu, promotor Pardi adalah Prof Juhriyansyah Dalle. "Saya sebenarnya mau sama Pak Sutarto Hadi, tapi kan beliau sibuk sebagai rektor," katanya. Jurnal-jurnalnya juga turut diperiksa. "Tidak ada masalah. Jurnal saya 70 persen bereputasi internasional. Memangnya ada apa dengan Pak Dalle?" tanyanya. 

Pardi menegaskan belum menempuh proses pengajuan guru besar. "Saya mulai S3 pada 2021 dan baru selesai 2024 ini," jelasnya. Selain Pardi, Dekan Fakultas Kehutanan, Prof Kissinger juga bersedia diwawancara. Ia membenarkan turut diperiksa. "Iya, semuanya dipanggil. Wakil rektor dan anggota senat juga," katanya, Jumat (20/9/2024). "Ada yang diperiksa di Banjarmasin atau di Jakarta. Saya sendiri di Banjarbaru," tambahnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kabupaten Banjar Sumbang Kasus HIV Tertinggi di Kalsel

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:10 WIB
X