• Senin, 22 Desember 2025

Melihat Warung Kopi Ikhlas Milik Ade Septian

Photo Author
- Selasa, 25 Agustus 2020 | 14:56 WIB
IDE BARU: Ade Septian pemilik warung Kopi Ikhlas di Jalan HAM Rafi'i Pangkalan Bun. (RINDUWAN /RADAR PANGKALAN BUN )
IDE BARU: Ade Septian pemilik warung Kopi Ikhlas di Jalan HAM Rafi'i Pangkalan Bun. (RINDUWAN /RADAR PANGKALAN BUN )

Menu di Warung Kopi Ikhlas mirip dengan warung pada umumnya. Bedanya, di sini pembeli bisa ngopi sepuasnya dan membayar seikhlasnya. 

RINDUWAN, Pangkalan Bun 

Warung Kopi Ikhlas ini masih terasa asing bagi masyarakat  Pangkalan Bun. Warung ini dibuka awal tahun 2020 dan sempat tutup karena pandemi Covid-19. 

Warung milik Ade Septian ini buka kembali saat pemerintah menerapkan aturan new normal. Warung kopi ini berada di Jalan HM Rafi'i Desa Pasir Panjang atau tepatnya dekat Satlantas Polres Kobar

Setiap harinya Warung Kopi Ikhlas buka antara pukul 08. 00 pagi hingga pukul 00.00 WIB. Tempatnya sangat sederhana, namun nyaman. Warung berada di pinggir jalan dan ada pohon peneduh, sehingga cocok buat nongkrong siang dan malam hari. 

Bagi penikmat kopi, Kopi Ikhlas bisa menjadi tempat alternatif baru. Uniknya, pembeli bisa membayar teh dan kopi seikhlasnya. 

"Bisa bayar seikhlasnya itu bener, tidak bohong. Itu ada di banner nama depan warung kami," kata Ade Septian, Senin (24/8). 

Sebenarnya tidak hanya kopi dan teh saja yang bisa dibayar seikhlasnya namun juga ada menu makanan. Seperti mie kuah dan mie goreng, kentang goreng dan cemilan lainnya. 

"Meski bisa dibayar seikhlasnya, tapi porsi makanan dan minuman kita bikin jumbo agar yang menikmati bisa puas," ujar pria 39 tahun ini. 

Pemilihan gelas ukuran jumbo sengaja dilakukan, agar semua pembeli merasa senang. Ketika pembeli senang dan puas, dirinya juga ikut merasakan hal yang sama. 

"Pembeli bisa bayar seikhlasnya dan senang. Kami pemilik warung juga ikut merasakan puas juga," sebut bapak lima anak ini. 

Dirinya juga tidak pernah memasang tarif harga. Karena sistem ya pembayaran makanan dan minuman seikhlasnya. Namun biasanya pembeli sudah mengira-ngira harga menu yang telah dipesan. 

"Saya tidak memasang tarif, tapi pembeli sudah mengira-ngira sendiri. Berapapun yang dibayar, saya terima dengan ikhlas juga," ujarnya. 

Bahkan dirinya juga menyebut pembeli yang tidak bayar juga ada. Namun dirinya tidak masalah dengan hal tersebut. Karena harga kopi dan es teh juga tidak seberapa. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: sastro-Sastro Radar Sampit

Tags

Rekomendasi

Terkini

X