"Semisal ada pelajar yang mau ngerjain tugas dan mau numpang wifi saja boleh. Tapi saya justru buatan minum, biar semangat belajarnya. Bakal banyak berkah disitu," ujarnya.
Ternyata benar, setelah ada anak belajar keesokan harinya sekalinya bawa temen-temennya. Dirinya percaya bahwa rezeki selalu terbuka ketika semua dilakukan secara ikhlas.
"Terkadang ada yang membayar satu cangkir kopi Rp 100 ribu. Maka saya percaya setiap pengunjung bisa membawa rejeki lain bagi saya," sebutnya.
Dirinya juga mempunyai komitmen bahwa pengunjung bisa membayar seikhlasnya sampai seterusnya. Termasuk nanti saat warung terus bertambah ramai.
"Baik sepi maupun ramai, pengunjung bisa bayar menu yang dipesan seikhlasnya. Karena itu semua sudah saya niatkan. Bukan sebagai strategi pemasaran," bebernya.
Hanya saja, sekarang ini ada keluarga yang ikut berjualan nasi kuning dan pentol untuk siang hari sehingga masalah harga itu berbeda. Karena yang berjualan juga beda.
"Ada keluarga yang ikut berjualan. Saya senang bisa membawa berkah buat kakak saya," terangnya.
Dirinya juga terus berusaha untuk bisa memberikan pelayanan yang baik agar membuat pengunjung betah dan kembali datang. (***)