PROKAL.CO, TANJUNG REDEB – Memasuki Ramadan, fenomena tren penebusan emas di Pegadaian Cabang Berau biasanya mengalami peningkatan.
Kepala Pegadaian Cabang Berau, Heri Wibawa, mengungkapkan, fenomena ini sudah menjadi pola tahunan, di mana masyarakat yang sebelumnya menggadaikan emas kini mulai menebus kembali harta mereka.
Baca Juga: Susun Rencana ke Berau, Lagi Disiapkan Banyak Event Nih
Menurut Heri, kebanyakan nasabah yang menggadaikan emas menggunakan dana hasil gadai untuk modal usaha musiman Ramadan, seperti pembuatan kue kering, takjil, hingga usaha kecil lainnya yang menguntungkan selama bulan puasa.
Setelah usaha berjalan dan keuntungan didapat, banyak masyarakat yang langsung menebus emas mereka sebelum Idulfitri.
“Pada minggu kedua Ramadan ini biasanya banyak yang menebus emas, karena kemungkinan besar modal usaha mereka sudah kembali,” ujarnya, Kamis (6/3/2025).
Dijelaskannya, tren gadai emas sebenarnya sudah dimulai sejak awal tahun atau sekitar satu bulan sebelum Ramadan. Masyarakat memanfaatkan momentum ini untuk mempersiapkan kebutuhan Lebaran, seperti membeli pakaian, bahan baku usaha, hingga kebutuhan lainnya.
Fenomena ini tidak hanya terjadi di Berau, hampir di seluruh daerah di Indonesia. Terlebih, emas masih menjadi salah satu aset yang diminati masyarakat, terutama kelompok ibu-ibu yang kerap mengenakan perhiasan emas saat hari raya.
Baca Juga: Kabupaten di Kaltim Ini Masih Bergantung Beras dari Luar Daerah
Saat ini, harga emas di Pegadaian untuk produk Galeri 24 mencapai Rp 1.623.328 per gram, sementara emas Antam dibanderol lebih tinggi, yakni Rp 1.687.765 per gram. Harga tersebut relatif stabil sejak awal Februari 2025, setelah pada Januari lalu harga emas masih berkisar di angka Rp 1,5 juta per gram.
Meski harga emas saat ini terbilang tinggi, masyarakat justru lebih aktif membeli emas ketika harga naik dibanding saat harga turun. Fenomena yang sering terjadi, kalau harga emas turun justru sedikit yang membeli.
Saat harga emas turun, promosi yang dilakukan pihaknya justru tidak selalu berhasil.
"Tapi kalau harga naik, banyak yang mencari emas. Kami tidak perlu promosi, masyarakat datang sendiri karena membaca berita soal kenaikan harga emas,” jelasnya.
"Kalau harga emas naik kami dibantu media yang memberitakan, karena tajuknya harga emas naik semua. Membuat orang yang membacanya ingin membeli," sambungnya.