Baca Juga: Mengantisipasi Lonjakan Transaksi, BRI Alokasikan Dana Tunai Rp32,8 Triliun untuk Libur Lebaran 2025
Menurutnya, kenaikan harga emas dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global, seperti pergerakan nilai dolar AS. Meski begitu, harga emas cenderung lebih sering naik daripada turun.
“Sepanjang pengalaman saya di Pegadaian, penurunan harga emas yang signifikan hanya terjadi pada 2008 dan 2011. Kalaupun turun, nilainya tidak terlalu signifikan dan cepat kembali stabil,” paparnya.
Heri juga memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa emas sebaiknya tidak digunakan untuk diperjualbelikan dalam jangka pendek, melainkan sebagai aset investasi jangka panjang. Waktu terbaik untuk menjual emas adalah saat nilainya bisa dikonversikan menjadi aset.
Dengan tren ini, pihaknha terus mendorong masyarakat untuk memahami manfaat investasi emas sebagai aset yang aman dan stabil untuk masa depan.
Baca Juga: Menu Minimalis MBG di Banjarmasin saat Ramadan, Tiga Biji Kurma dan Sekotak Susu
"Jadi jangan hitung emas dalam rupiah, tapi bandingkan dengan aset yang ingin dibeli. Kalau kita simpan uang, harga aset akan naik. Tapi kalau disimpan dalam bentuk emas, nilainya bisa mengimbangi kenaikan aset,” terangnya. (*/aja/far)